Ketika macet di jalan sudah biasa, beginilah macet di tebing curam
Kemacetan di China itu terjadi di sebuah ngarai pegunungan di ketinggian 1.700 meter di atas tanah.
Warga Jakarta rasanya sudah terbiasa dengan pemandangan macet di jalanan. Apalagi ketika hujan datang dan genangan terjadi di mana-mana.
Warga di Provinsi Henan, China, tepatnya di desa Guo Liang Cun, juga bisa melihat pemandangan macet saat mobil-mobil merayap dalam kecepatan rendah. Bedanya, macet di sana terjadi di tebing curam di sebuah ngarai pegunungan di ketinggian 1.700 meter di atas tanah.
-
Kenapa Mentan menunda perjalanan ke China? Mentan mengaku seharusnya dia terbang ke China untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian di sana. Namun, begitu dia mendengar kabar adanya bencana banjir dan longsor keberangkatannya terpaksa ditunda. "Sebenarnya saya harus berangkat ke China. Tapi mendengar kabar, kami dengar kabar setelah keliling Padang, Sumatera Barat." "Kena musibah, termasuk pertanian jadi saya mundurkan. Insyaallah dalam waktu dekat mungkin paling lambat bulan depan, anggarannya sudah turun untuk Sumbar.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Kenapa cecak diekspor ke China? China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
-
Kenapa ada makam orang Cina di Karimunjawa? Pada sebuah tegalan di Dusun Karimunjawa, terdapat peninggalan kuburan Cina. Masyarakat tidak mengenal lagi tokoh-tokoh yang dimakamkan di sana.
-
Apa yang ditemukan di desa Pingyan, China? Penemuan jejak kaki raksasa menghebohkan desa Pingyan, provinsi Guizhou, di bagian barat daya China.
-
Bagaimana para peneliti meneliti celah-celah misterius di Tembok Besar China? Salah satu bagian penelitian ialah memetakan lengkungan tersebut menggunakan citra satelit dari Google, Bing, sistem informasi geografis (GIS), dan citra, gambar mata-mata Amerika Serikat dari tahun 1960-an, atlas China, dan peta Soviet.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (7/5), Kemacetan indah sekaligus mengerikan itu terjadi saat hari libur May Day 1 Mei lalu. Ratusan orang, baik dengan mobil dan bus serta berjalan kaki, memadati jalanan sempit di sisi tebing bebatuan untuk mencapai Desa Guo Liang Cun di puncak.
Para turis berbondong-bondong memadati rute menuju desa terpencil di Negeri Tirai Bambu itu yang terkenal karena pemandangan tebingnya.
Kemacetan itu terjadi sepanjang 1,25 kilometer, dengan lebar jalan lima meter dan tinggi empat meter.
Sejak dibuka untuk umum pada 1972, warga lokal menyebut jalanan itu 13 Pahlawan karena rute itu dibuat oleh 13 anak muda dan penduduk desa. Mereka butuh waktu lima tahun untuk membuat jalan di tebing curam itu.
Desa Guo Liang Cun memiliki 83 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 329 orang.