Kisah Bahadur, pahlawan Afghanistan yang rela mati demi taklukan bom Taliban
Namun sayang, berita kematian Bahadur tidak diketahui secara luas mengingat situasi di Helmand yang masih dalam peperangan. Bahkan pemakamannya hanya dihadiri sekitar 15-20 orang saja.
Bahadur Agha, polisi yang tergabung di barisan terdepan pasukan keamanan Afghanistan, dijuluki pahlawan atas keberaniannya. Pria 31 tahun itu telah menaklukkan bom aktif yang dikerahkan kelompok teroris Taliban.
Setiap bertugas, Bahadur menyisir semua wilayah di Provinsi Helmand yang kerap menjadi sasaran Taliban. Dia merayap di lokasi untuk menemukan ranjau darat dan alat peledak improvisasi (IED).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana Adrian Maulana mengatasi kemacetan di Jakarta? Adrian Maulana lebih prefer jalan kaki dan naik transportasi umum, dari ojol sampe kereta.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Ada ratusan IED yang pernah ditaklukkan Bahadur. Semuanya ditangani dengan tangan kosong dalam artian tanpa pelindung wajah, tubuh, atau sarung tangan. Bahadur tahu bahwa jika dirinya salah langkah maka nyawalah taruhannya. Namun dia menganggap itu sebagai konsekuensi tugasnya.
Bahadur menjadi perisai bagi warga sekitar. Dia juga telah menyelamatkan banyak nyawa karena keberaniannya tersebut. Meskipun dia akhirnya harus terluka sebanyak enam kali karena mencoba menaklukkan bom-bom tersebut.
"Saya telah terluka sebanyak enam kali. Jika sampai tujuh kali, maka mungkin saya akan tamat," katanya kepada wartawan Vice Ben Anderson pada bulan Oktober 2016 lalu, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (9/3).
Ironisnya, perkataan Bahadur justru menjadi kenyataan. Pada kali ketujuh dia mencoba menaklukkan bom Taliban tepatnya Desember tahun lalu, saat itu pula nyawanya melayang di tangan kelompok teroris tersebut.
"Taliban bukan saja meletakkan satu bahan peledak, tetapi dua. Ketika dia berhasil menonaktifkan yang pertama, ledakan dari bom kedua membawa Bahadur menjauh dari kami," kata saudara ipar Bahadur, Ahmad Shah Zaland.
Kerabat dan rekan Bahadur menggambarkan dia sebagai sosok yang patriotik dan terampil. Keberaniannya juga didorong oleh rasa kesedihan dan kebencian karena kematian anggota keluarga, termasuk ibunya di tangan kelompok Taliban.
Namun sayang, berita kematian Bahadur tidak diketahui secara luas mengingat situasi di Helmand yang masih dalam peperangan. Bahkan pemakamannya hanya dihadiri sekitar 15-20 orang saja. Meski demikian, Bahadur tetap dikenal sebagai pahlawan karena perjuangannya tersebut.
"Saat keadaan sulit, selalu Bahadur yang mengatasinya. Bahkan pemerintah pun tidak peduli dengan kehidupan kita," ungkap rekannya.
Anderson, wartawan Vice yang pernah mewawancarai Bahadur mengumumkan kematiannya lewat Twitter. Anderson juga menceritakan bagaimana dia melihat Bahadur mengabaikan peluru yang menembus tubuhnya dan merangkak di tanah mencoba menyingkirkan IED di tengah jalan untuk memberi ruang bagi tentara yang berlindung di kendaraan lapis baja di belakangnya.
"Kami semua ditembak tapi dia tidak peduli. Semua orang berlindung, tapi dia berdiri dan berjalan. Dia bilang dia tidak peduli jika dia hidup atau mati, dia hanya ingin membunuh Taliban dan itu terbukti benar," kata Anderson.
Sebagaimana diketahui, perang selama empat dekade yang berlangsung di Afghanistan telah menjadikan negara tersebut sebagai salah satu negara yang menyimpan bom paling banyak. Angka dari PBB bahkan menunjukkan bahwa bahan peledak itu telah merenggut 600 nyawa warga sipil tahun lalu di mana Bahadur merupakan salah satu di antaranya.
Baca juga:
Kisah Amiri, satu-satunya polwan di Herat bertugas selidiki kasus besar
JK bersyukur Indonesia tidak alami bencana seperti di Afghanistan
Ulama tiga negara akan bertemu, cari jalan keluar perdamaian di Afghanistan
Afghanistan minta Indonesia jadi tuan rumah pertemuan ulama
Indonesia akan jadi tuan rumah pertemuan ulama Afghanistan-Pakistan
Pemerintah beri beasiswa untuk warga Afghanistan