Kubu pro dan antipemerintah Iran pakai media sosial untuk galang massa unjuk rasa
Kubu pro dan antipemerintah Iran pakai media sosial untuk galang massa unjuk rasa. Pengamat Iran asal Israel Thamar Eilam Gindin dari Universitas Haifa dan Shalem Center mengatakan media sosial cukup berperan dalam demo antipemerintah di Iran yang terjadi sepekan terakhir.
Pengamat Iran asal Israel Thamar Eilam Gindin dari Universitas Haifa dan Shalem Center mengatakan media sosial cukup berperan dalam demo antipemerintah di Iran yang terjadi sepekan terakhir.
Pemerintah kini juga berupaya menggunakan media sosial buat kepentingan mereka. Sebelumnya diberitakan, pemerintah memutus jaringan Internet untuk mencegah kian meluasnya unjuk rasa.
-
Apa yang dibagikan El Rumi di media sosial? El Rumi baru saja membagikan momen manis bersama kekasihnya, Syifa Hadju.
-
Apa yang dilakukan Rumiyati Ningsih di media sosial? Jadi Seorang Selebgram Tuh, beda banget sama suaminya yang kerja di film, Rumiyati malah asyik banget di sosmed, sekarang jadi selebgram nih.
-
Siapa yang kerap mengunggah kesehariannya di media sosial? Setelah menikah dengan Harvey Moeis dan memiliki 2 anak, Sandra kerap mengunggah kesehariannya di media sosial.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Apa saja yang dipamerkan Ustaz Solmed di media sosial? Ustaz Solmed menjadi perbincangan di media sosial karena kerap memamerkan gaya hidup mewahnya, memicu respons netizen.
-
Siapa yang mengumumkan kelulusan Desy Ratnasari di media sosial? Alya Rohali baru saja bertemu dengan Desy Ratnasari dan ia mengumumkan bahwa Desy telah lulus ujian S3 melalui akun Instagram pribadinya.
Dilansir laman the Jerusalem Post, Kamis (4/1), dalam penjelasannya yang digelar di Media Central, Gindin mengungkapkan demonstrasi memenuhi berbagai pesan beredar di media sosial di Iran dan mencantumkan kapan dan di mana unjuk rasa akan berlangsung di sejumlah kota.
Menurut Gindin, meski berbagai demo itu skalanya masih kecil namun sudah menyebar ke sedikitnya 100 kota dan itu berkat media sosial. Lewat media sosial dunia juga mengetahui perkembangan yang terjadi di Iran.
Pemerintah, kata Gindin, kini juga memakai media sosial untuk menangkap unjuk rasa.
"Yang jadi masalah di media sosial adalah kita tidak tahu siapa yang berbohong. Berita palsu bertebaran di mana-mana. Saya mengikuti akun-akun baik yang pro maupun antipemerintah," kata Gindin.
Kedua kubu juga saling serang di media sosial dan saling tuding soal tewasnya bocah laki-laki berusia 13 tahun.
Selanjutnya Gindin membeberkan soal efektif tidaknya pemblokiran media sosial yang dilakukan pemerintah Iran.
Sejumlah laporan kepada dia mengatakan pemerintah memakai teknologi untuk memperlambat, mencegah dan menyeleksi berbagai informasi dari pengguna di media sosial. Hanya segelintir orang yang punya kemampuan teknis untuk meretas atau membobol pemblokiran dari pemerintah.
Namun Gindin menyimpulkan, semua laporan tentang pemblokiran dari pemerintah terhadap media sosial itu tidak merata di semua tempat, kemungkinan hanya di sejumlah lokasi tertentu dan ada kemungkinan terlalu dibesar-besarkan.
Baca juga:
Puluhan ribu massa gelar demo dukung pemerintah Iran
KBRI imbau 370 WNI di Iran hindari kerumunan massa demonstrasi
Aktor-aktor kunci dalam unjuk rasa di Iran
Aksi massa pro-pemerintah menyemut di jalanan Iran
Demo Iran bisa berdampak luas ke Timur Tengah