Lakukan Uji Klinis, Grup Takeda Mulai Produksi Obat Covid-19 dari Plasma Darah
CEO Takeda Christophe Weber mengatakan, Grup Takeda Pharmaceutical yang mengembangkan obat Covid-19 dari plasma darah, mulai melakukan produksi sambil uji klinis tahap tiga untuk menentukan keampuhan obat tersebut.
CEO Takeda Christophe Weber mengatakan, Grup Takeda Pharmaceutical yang mengembangkan obat Covid-19 dari plasma darah, mulai melakukan produksi sambil uji klinis tahap tiga untuk menentukan keampuhan obat tersebut.
Grup itu, yang dikenal CoVIg Plasma Alliance, mendaftarkan pasien pertamanya dalam uji klinis Tahap 3 pada Jumat setelah tertunda selama berbulan-bulan. Pihaknya berencana mendaftarkan 500 pasien dewasa dari Amerika Serikat, Meksiko serta 16 negara lainnya dan berharap mendapatkan hasilnya akhir tahun ini.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Peluang untuk berhasil sangat tinggi. Dan itulah alasannya kami meluncurkan kampanye agar mempercepat donasi plasma konvalesen untuk membuat sekaligus memproduksi produk ini," kata Weber dikutip Reuters, Senin (12/10).
Aliansi yang terdiri atas CSL Behring, Biotest AG Jerman dan perusahaan lainnya, sedang menguji terapi globulin hiperimun yang berasal dari plasma darah pasien sembuh Covid-19. Terapi globulin hiperimun menghasilkan dosis antibodi standar dan tidak perlu dibatasi pada pasien dengan kecocokan jenis darah.
Metode ini membuatnya lebih berkembang dan mudah ketimbang pengobatan dengan plasma konvalesen yang diambil dari pasien sembuh.
Lebih Mahal
Meski begitu, Weber menjelaskan, pengobatan tersebut bisa saja sedikit lebih mahal dari obat antibodi monoklonal seperti yang dikembangkan Regeneron Pharmaceuticals dan Eli Lilly and Co. Dia menyatakan, aliansi produsen obat tidak bermaksud mengambil keuntungan dari pengobatan tersebut.
Weber juga menambahkan, belum mengetahui berapa jumlah dosis obat yang mampu dihasilkan oleh grup tersebut pada akhir tahun ini. Karena hal itu tergantung pada donasi serta ukuran dosis yang mereka tetapkan dalam uji klinis.
Uji klinis tersebut akan menguji terapi globulin hiperimun yang digabungkan dengan obat antivirus remdesivir milik Gilead Sciences dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi remdesivir saja, katanya.
Roche Jual Tes Lab Antigen di Akhir 2020
Sementara itu, Roche ROG.S berencana untuk mulai menjual tes antigen Covid-19 dengan volume lebih tinggi untuk laboratorium pada akhir tahun ini karena produsen obat Swiss itu memperluas diagnostik untuk pandemi.
"Sistem yang sepenuhnya otomatis ini dapat memberikan hasil pengujian dalam 18 menit untuk satu pengujian (tidak termasuk waktu untuk pengumpulan, pengangkutan, dan persiapan sampel), dengan throughput hingga 300 pengujian per jam dari satu penganalisis, tergantung pada penganalisis," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan tidak segera memberikan rincian tentang keakuratan tes antigen dibandingkan dengan tes molekuler yang lebih umum yang sekarang menjadi standar industri dalam menentukan apakah seseorang memiliki infeksi Covid-19 aktif.