Laporan Kelompok HAM Sebut Pemberontak Tigray di Ethiopia Bunuh Puluhan Warga Sipil
Pemberontak Tigray yang melawan pasukan pemerintah Ethiopia mengeksekusi puluhan warga sipil di dunia kota yang mereka kuasai pada Agustus dan September, menurut Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan.
Pemberontak Tigray yang melawan pasukan pemerintah Ethiopia mengeksekusi puluhan warga sipil di dunia kota yang mereka kuasai pada Agustus dan September, menurut Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan pada Jumat, menambah daftar dugaan pelanggaran yang dilakukan pasukan tersebut sejak perang dipil di Ethiopia mulai 14 bulan lalu.
HRW menyampaikan, para pemberontak itu mengeksekusi 49 orang di desa Chenna dan kota Kobo di wilayah Amhara antara 31 Agustus dan 9 September.
-
Apa yang dilakukan oleh Kelompok Egianus Kogoya di Distrik Yigi? Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelompok Egianus Kogoya kembali buat onar di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
-
Di mana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
-
Apa yang terjadi di Stasiun Tawang? Dampak banjir yang belum surut di Stasiun Tawang pelayanan keberangkatan dialihkan ke Stasiun Semarang. Empat kereta api keberangkatan awal dari stasiun Tawang Semarang dibatalkan akibat banjir di beberapa titik yang meredam jalur rel di wilayah Daop 4 Semarang, kamis (14/3).
-
Di mana desa Tegal Wangi terletak? Desa Tegal Wangi di Jimbaran, Badung, Bali, kini menjadi hidden gem yang menawarkan keindahan pantai dengan suasana tenang.
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan tembaga di Desa Tumang? Ciri khas dari kerajinan tembaga di Tumang adalah teksturnya yang khas. Tekstur itu tidak bisa ditemukan pada kerajinan logam manapun. Selain itu, alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan itu juga hanya ada di Tumang dan tak dijual di toko-toko manapun.
-
Apa yang terjadi di Kampung Teko? Kampung ini disebut jadi salah satu daerah yang hampir tenggelam di wilayah Jakarta.
Laporan menemukan, di Chenna, dalam rentang lima hari, pemberontak Tigray membunuh 26 warga sipil dalam 15 kesempatan sebelum meninggalkan desa itu pada 4 September. Mereka yang dibunuh termasuk petani, kakek nenek dan penduduk yang menolak menyembelih hewan ternak mereka untuk para pemberontak.
Dikutip dari The New York Times, Senin (13/12), penduduk juga mengatakan kepada HRW mereka dipaksa tinggal di rumah mereka bersama pasukan Tigray,
bahkan ketika pemberontak menembak dan menerima tembakan balasan dari pasukan Ethiopia yang ditempatkan di perbukitan terdekat. HRW mengatakan tindakan seperti itu bisa menjadi "perisai manusia," yang dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa.
Di Kobo, para pemberontak membunuh 23 orang, termasuk petani yang kembali ke rumah mereka dan para pria yang sedang berkumpul.
Laporan tersebut menambah daftar pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bertikai sejak konflik di wilayah Tigray utara Ethiopia dimulai pada November 2020. Pasukan pertahanan Ethiopia dan Eritrea, bersama dengan pasukan regional Amhara dan milisi Amhara, dituduh melakukan pelanggaran termasuk pembunuhan di luar proses hukum, kekerasan seksual dan serangan terhadap pengungsi.
Juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), Getachew Reda, belum menanggapi permintaan komentar terkait pelanggaran terbaru ini.
Sebagian besar wilayah Ethiopia utara sulit diakses sejak konflik dimulai, dan pemadaman saluran komunikasi semakin mempersulit untuk memverifikasi informasi atau menjangkau korban dan keluarga mereka. Laporan terbaru HRW berdasarkan wawancara dengan 36 orang, termasuk sejumlah dokumen yang diperoleh.
Pada Jumat, HRW meminta Dewan HAM PBB untuk membentuk badan investigasi untuk menyelidiki kejahatan terhadap warga sipil yang dilakukan kedua belah pihak.
“Sayangnya pelanggaran yang kami temukan yang dilakukan semua pihak dalam konflik ini kemungkinan hanya puncak gunung es,” jelas Gerry Simpson, direktur asosiasi untuk krisis dan konflik HRW melalui telepon dari Jenewa.
Laporan ini keluar sebulan setelah Amnesty International merilis sebuah laporan menuding pasukan Tigray memperkosa perempuan, merampok mereka dengan todongan senjata dan menjarah fasilitas kesehatan di kota Nifas Mewcha di wilayah Amhara pada Agustus.
(mdk/pan)