Empat kisah perjuangan para pencari suaka
Benua Eropa saat ini masih dilanda gelombang kedatangan para pengungsi yang kebanyakan dari Afrika dan Timur Tengah.
Di berbagai negara yang dilanda konflik, para pengungsi selalu menjadi korban. Mereka terpaksa meninggalkan rumah atau kampung halaman untuk bertahan hidup mencari tempat yang aman. Tidak jarang keluarga mereka juga tercerai berai. Akibatnya mereka harus bergantung pada bantuan orang lain.
Mereka yang sudah tidak tahan lagi banyak yang mengambil keputusan mengungsi ke negara lain untuk mendapat suaka. Benua Eropa saat ini masih dilanda gelombang kedatangan para pengungsi yang kebanyakan datang dari Afrika dan Timur Tengah.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Bagaimana KGB mengintai Jenderal TNI Sayidiman Suryohadiprojo di Moskow? Sejak mendarat di Bandara, Sayidiman digeledah dengan ketat. Semua dokumen, uang dan koper miliknya diperiksa dengan detil.
Berikut ini empat kisah perjuangan para pencari suaka yang bercampur duka. Simak ceritanya.
Australia usir pencari suaka ke Indonesia
Pada 1 Januari tahun lalu 45 pencari suaka di atas sebuah kapal kayu rombeng mendarat di Pulau Christmas, jauh dari Kota Darwin, Australia. Empat penumpang kapal dilaporkan tenggelam dan dinyatakan tewas.
Mereka yang selamat berasal dari Afrika dan Timur Tengah akhirnya sampai di pantai, di daratan Australia.
Dalam waktu kurang dari sejam, kapal perang Australia dan sejumlah kapal lain tiba. Personel militer memaksa para pencari suaka itu naik kembali ke kapal rombeng mereka dan mengusirnya ke Indonesia.
Apa yang sebenarnya terjadi sulit dijelaskan. Namun hasil wawancara Reuters dengan lima dari penumpang kapal itu mengungkapkan telah terjadi pelanggaran fisik terhadap mereka.
Perdana Menteri Tony Abbot saat kampanye tahun lalu sudah berjanji akan menghentikan kedatangan para pencari suaka ke Australia dengan cara mengusirnya ke Indonesia.
Menteri Imigrasi Scott Morrison mengatakan dia tidak akan menoleransi kedatangan para pencari suaka.
"Saya percaya kepada Angkatan Laut dan Petugas Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai bahwa mereka hanya akan menggunakan kekerasan jika diperlukan," kata dia, seperti dilansir the West Australian, Senin (10/2/2014).
Sebanyak 16 ribu pencari suaka datang ke Australia dengan kapal pada tujuh bulan pertama di tahun lalu. Pemerintahan Abbot menyatakan sejak pertengahan Desember lalu tidak satu pun kapal pencari suaka tiba di Australia.
Para pencari suaka yang selamat dan kini berada di Kupang mengatakan kepada Reuters, militer Australia menggunakan tali plastik dan semprotan merica untuk mengusir para pencari suaka. Para penumpang kapal juga dilarang makan, minum, dan mendapat perawatan medis atau bahkan ke toilet.
"Kami katakan kepada mereka (militer), 'di arah sana, teman kami tenggelam. Mereka bilang: 'Tidak, kalian kembali ke kapal."
"Kami menolak, dan mereka mulai menggunakan kekerasan," kata Yousif Ibrahim Fasher, warga Sudan bisa berbahasa Inggris.
Para pria yang menolak diringkus dan dilemparkan ke kapal, kata Fasher. Dia juga melihat personel militer menendang dan memborgol salah satu pencari suaka mencoba kabur.
"Saya ingat mereka (militer Australia) melarang kami ke toilet. Melarang kami berdiri dan bicara," kata Bakil Abdul Hamid, warga yaman berusia 28 tahun. Kakaknya, Muhammad, termasuk salah satu penumpang tenggelam pada 1 Januari lalu.
Inggris beri suaka kepada penganut ateis asal Afganistan
Inggris memberikan suaka kepada seorang penganut ateis asal Afganistan berusia 23 tahun.
Pemuda belum diketahui identitasnya itu khawatir jika dia dipaksa kembali ke tanah airnya maka dia akan dihukum lantaran tidak bertuhan seperti dilansir surat kabar the Guardian, Sabtu (14/1/2014).
Kementerian Dalam Negeri Inggris menyatakan menerima permintaan pemuda tidak bertuhan itu sebagai alasan perlindungan. Keputusan itu juga dinilai bisa menjadi preseden buruk bagi para pemohon suaka ke Inggris.
Penerimaan suaka pemuda Afganistan itu dikabulkan sebelum digelar pengadilan imigrasi.
Pemuda itu awalnya beragama Islam lalu dia kabur dari negerinya karena konflik perang. Dia tiba di Inggris pada 2007 pada usia 16 tahun. Dia mendapat izin tinggal sementara hingga 2013. Tapi selama di Inggris dia akhirnya menjadi ateis.
Kasus ini diajukan oleh kantor hukum Kent Law Clinic, sebuah lembaga bantuan hukum cuma-cuma beranggotakan pengacara-pengacara dari sekolah hukum Universitas Kent.
"Kami sangat senang dengan hasil didapat klien kami. Kami percaya dia menjadi orang pertama mendapat suaka di negeri ini atas alasan ateisme," ujar pengacara dari Universitas Kent Sheona York.
Status ateisme belum sepenuhnya diakui oleh negara-negara pemberi suaka di bawah aturan konvensi para pengungsi 1951. Australia menerima ateisme sebagai alasan para pencari suaka dari Afganistan. Namun pengadilan Amerika Serikat menolak memberi suaka kepada kaum tak bertuhan.
Ingin dapat suaka di Inggris, ribuan imigran gelap pura-pura jadi gay
Sebuah poster di Calais, Prancis, memberi saran dan solusi agar para imigran gelap yang kebanyakan berasal dari negara Islam dapat diterima di Inggris. Saran tersebut tergolong kontroversial karena menyuruh para imigran berpura-pura mengaku sebagai gay.
Poster dengan tulisan Inggris dan Arab ini juga meminta agar para imigran untuk mempersiapkan diri mereka, agar dapat berbohong dengan sempurna.
"Persiapkan cerita dengan baik dari sekarang. Kebohongan yang Anda ciptakan juga harus sesuai dengan keadaan (pemerintah Inggris)," jelas poster tersebut, seperti dilansir dari koran Daily Mail, Rabu (5/8).
Pemerintah Inggris memberikan suaka kepada imigran hanya untuk kategori tertentu, yaitu alasan konflik dalam negeri, agama dan kecenderungan seksual, seperti gay.
Selama tiga tahun terakhir, setidaknya ada sekitar 6.494 imigran gelap yang hendak menyelinap ke Inggris dari Prancis dengan menggunakan truk.
Kebanyakan imigran gelap ini bersembunyi di hutan-hutan di Calais, Prancis, sebelum mereka masuk ke Inggris. Untuk menangkal para imigran, ratusan polisi dan penjaga keamanan Inggris telah dikerahkan.
Walaupun demikian, mereka tetap mencoba menyuap pengemudi nakal dengan bayaran tinggi agar para imigran ini dapat menyelinap masuk ke Inggris.
Ditolak di banyak negara, Snowden akhirnya dapat suaka di Rusia
Mantan anggota Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward Snowden, 31 tahun, pernah membuat geger publik dunia, terutama Amerika Serikat, ketika pada 2013 lalu membeberkan rahasia pemerintah Negeri Paman Sam.
Snowden mengungkapkan banyak dokumen berisi program pemerintah Amerika yang ingin mengawasi warga dunia. Dia membocorkan informasi itu pertama kali kepada koran asal Inggris the Guardian di Hong Kong.
Sejak namanya tenar dan jadi buron pihak keamanan Amerika, Snowden berupaya mencari suaka politik ke berbagai negara.
Tercatat Snowden pernah meminta suaka ke pemerintah Kuba, Italia, Prancis, Ekuador, Islandia. Namun semua permintaan dia ditolak hingga akhirnya Rusia mau menerima Snowden. Hingga kini Snowden masih tinggal di Rusia.
Kisah Snowden yang fenomenal ini sudah dibuatkan dalam film dokumenter berjudul CitizienFour (2014).