Melintasi laut Bangladesh dengan perahu kecil, 7 warga Rohingya tewas
Komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh Letnan Kolonel S.M Ariful Islam melaporkan ada tujuh mayat diduga kuat merupakan warga Muslim Rohingya ditemukan terdampar di Bangladesh.
Demi menghindari kekerasan yang dilakukan secara intens oleh pasukan militer Myanmar, warga Muslim etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine berbondong-bondong melarikan diri ke negara tetangga. Bangladesh merupakan salah satu negara tujuan para pengungsi Rohingya tersebut.
Mereka yang melarikan diri, melupakan segala risiko yang mungkin dialami dengan cara menyeberang ke Bangladesh menggunakan perahu seadanya. Namun sayang, dalam perjalanan, mereka harus kehilangan nyawa sebelum sampai ke tempat tujuan.
Komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh Letnan Kolonel S.M Ariful Islam melaporkan ada tujuh mayat diduga kuat merupakan warga Muslim Rohingya ditemukan terdampar di Bangladesh.
"Kami menemukan tujuh mayat terdampar di pantai kami hari ini. Anak-anak termasuk di antaranya," kata Islam, seperti dilansir dari laman Straits Times, Rabu (13/9).
Jumlah korban tewas itu menambah daftar panjang warga Muslim Rohingya yang kehilangan nyawa karena melintasi jalur berbahaya tanpa perlindungan dengan perahu mudah terbalik terbawa arus. Sejak terjadi pembantaian di Myanmar, sedikitnya sudah ada 99 warga Rohingya ditemukan tewas terdampar.
"Beberapa perahu warga Rohingya terbalik kemarin malam di dekat desa perbatasan Shah Porir Dwip di muara sungai Naf yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh," jelas Islam.
"Mayat lain ditemukan dalam keadaan membusuk dan diduga berasal dari kapal lain yang tenggelam sebelumnya. Dari tujuh mayat, dua di antaranya baru terdampar kemarin," tambahnya.
Seperti diketahui, setiap harinya perahu-perahu milik warga Muslim Rohingya melintasi Teluk Benggala atau sungai Naf. Arus laut yang tak bisa ditebak kerap kali membuat perahu-perahu itu terbalik dan menenggelamkan penumpangnya.
"Ini adalah perahu kecil, bukan yang bisa digunakan di tengah laut terbuka dan tidak memungkinkan untuk melintasi gelombang besar di muara sungai Naf," ungkap Islam.