Memetakan Wilayah Afghanistan yang Berhasil Direbut dan Dikuasai Taliban
Dengan penarikan pasukan AS, tampaknya Taliban berani merebut kembali banyak distrik dari pasukan pemerintah.
Taliban yang bangkit kembali berhasil merebut semakin banyak wilayah di Afghanistan dalam dua bulan terakhir dibandingkan pada saat setelah mereka digulingkan dari kekuasan pada 2001.
Selama 20 tahun terakhir, peta kendali Afghanistan telah menjadi kanvas yang selalu berubah. Di sini, kita melihat gambaran fluktuatif tentang siapa yang mengendalikan wilayah mana.
-
Kapan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dibentuk? Persatuan Tarbiyah Islamiyah atau disingkat Perti berdiri pada 5 Mei 1928 di Canduang, Agam, Sumatra Barat.
-
Kapan Perang Badar terjadi? Perang Badar adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan kekuatan dan keimanan kaum Muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H atau 13 Maret 624 M, ketika pasukan Muslimin yang berjumlah 313 orang menghadapi pasukan Quraisy dari Makkah yang berjumlah 1.000 orang.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Apa yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu? Video tersebut dibagikan oleh beberapa akun Facebook di antaranya oleh akun Vicho Najwa, Hasanova Store, dan Yuni Sri Rahayu. Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
Dengan penarikan pasukan AS, tampaknya Taliban berani merebut kembali banyak distrik dari pasukan pemerintah.
Penelitian dari layanan BBC Afghanistan menunjukkan saat ini kehadiran kelompok militan itu sekarang semakin kuat di seluruh negeri, termasuk di utara dan timur laut dan provinsi tengah seperti Ghazni dan Maidan Wardak. Mereka juga mendekati kota-kota besar seperti Kunduz, Herat, Kandahar dan Lashkar Gah.
Yang dimaksud kontrol adalah distrik di mana pusat administrasi, markas polisi, dan semua lembaga pemerintah lainnya dikendalikan Taliban.
Pasukan AS dan NATO serta sekutu regional mereka memaksa Taliban turun dari kekuasaan pada November 2001. Kelompok itu menyembunyikan Osama Bin Laden dan tokoh Al Qaeda lainnya yang terkait dengan serangan 11 September 2001 di AS.
Walaupun kehadiran pasukan internasional terus berlanjut di kawasan itu, dukungan dan pelatihan miliaran dolar untuk pasukan pemerintah Afghanistan, Taliban mengumpulkan kembali kekuatannya dan secara bertahap mendapatkan kembali kekuatannya di daerah-daerah yang lebih terpencil.
Dikutip dari BBC, Jumat (30/7), wilayah pengaruh utama mereka ada di sekitar benteng tradisional mereka di selatan dan barat daya - utara provinsi Helmand, Kandahar, Uruzgan, dan Zabul. Tetapi juga, di perbukitan Faryab selatan di barat laut dan pegunungan Badakhshan di timur laut.
Sebuah penelitian BBC pada 2017 menunjukkan Taliban memegang kendali penuh atas sejumlah distrik. Tetapi penelitian juga menunjukkan kelompok ini aktif di banyak bagian lainnya di negara itu, meningkatkan serangan mingguan atau bulanan di beberapa daerah, menunjukkan kekuatan yang jauh lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya.
Sekitar 15 juta orang - setengah dari populasi - dilaporkan tinggal di daerah yang dikendalikan Taliban atau di mana Taliban secara terbuka hadir dan secara teratur melakukan serangan terhadap pasukan pemerintah.
Dekati pusat-pusat kota
Kendati Taliban saat ini menguasai lebih banyak wilayah daripada yang mereka kuasai sejak 2001, situasi di lapangan tidak menentu.
Pemerintah dipaksa untuk meninggalkan beberapa pusat pemerintahan distrik, di mana pemerintah tidak dapat menahan tekanan dari Taliban. Sementara yang lain diambil secara paksa.
Di wilayah dimana pemerintah berhasil mengorganisir kembali pasukannya atau mengumpulkan milisi lokal, pemerintah berhasil merebut kembali beberapa daerah - atau pertempuran di daerah itu terus berlanjut. Meskipun sebagian besar pasukan AS ditarik pada Juni, segelintir pasukan tetap di Kabul dan Angkatan Udara AS telah melakukan serangan udara terhadap posisi Taliban selama beberapa hari terakhir.
Pasukan pemerintah Afghanistan utamanya menguasai kota-kota dan distrik-distrik yang berada di dataran atau di lembah-lembah sungai - yang juga merupakan tempat tinggal sebagian besar penduduk.
Daerah di mana Taliban menjadi kelompok yang paling kuat biasanya berpenduduk jarang, kurang dari 50 orang per kilometer persegi di banyak daerah.
Pemerintah mengatakan telah mengirim bantuan ke semua kota besar yang terancam oleh Taliban dan telah memberlakukan jam malam selama sebulan di hampir seluruh negeri dalam upaya untuk menghentikan Taliban menyerang kota-kota.
Meskipun Taliban tampaknya mendekati pusat kota besar seperti Herat dan Kandahar, mereka belum dapat merebut satu kota pun. Namun, keuntungan teritorial yang mereka peroleh memperkuat posisi mereka dalam negosiasi, dan juga menghasilkan pendapatan dalam bentuk pajak dan rampasan perang.
Gelombang baru pengungsi
Jumlah warga sipil yang tewas akibat konflik ini mencapai rekornya pada paruh pertama tahun ini. PBB menyalahkan Taliban dan kelompok anti pemerintah lainnya atas sebagian besar dari 1.600 kematian warga sipil. Pertempuran juga telah memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka - sekitar 300.000 orang mengungsi sejak awal tahun.
UNHCR mengatakan gelombang baru pengungsian internal di seluruh provinsi Badakhshan, Kunduz, Balkh, Baghlan dan Takhar terjadi ketika Taliban merebut sebagian besar wilayah pedesaan.
Beberapa orang melarikan diri ke desa atau distrik tetangga dan kembali ke rumah beberapa hari kemudian, yang lain tetap mengungsi untuk beberapa waktu. AFP melaporkan, serangan Taliban juga telah memaksa para pengungsi Afghanistan dan pasukan pemerintah untuk menyeberangi perbatasan ke Tajikistan.
Bea masuk barang-barang yang masuk ke Afghanistan melalui penyeberangan yang mereka kendalikan sekarang dipungut Taliban - meskipun jumlah pastinya tidak jelas karena volume perdagangan menurun akibat pertempuran.
Tapi, Islam Qala yang berbatasan dengan Iran, misalnya, mampu menghasilkan lebih dari USD 20 juta per bulan.
Terganggunya arus impor dan ekspor berdampak pada harga barang-barang kebutuhan pokok di pasar, khususnya bahan bakar dan bahan makanan.
(mdk/pan)