Nyawa presiden Filipina dihargai Rp 5,7 miliar oleh bandar narkoba
Presiden Filipina sebelumnya siap memberi imbalan Rp 1,4 miliar bagi siapa pun yang bisa membunuh gembong narkoba.
Beringasnya kebijakan Presiden Rodrigo Duterte memberantas penjahat, gembong narkoba, dan koruptor membuat geram para bandit kelas kakap, khususnya bandar narkoba. Laporan terbaru menyebut kelompok bandar narkoba kelas kakap siap memberi imbalan sebesar 300 ribu pound sterling atau setara Rp 5,7 miliar kepada siapa pun yang dapat membunuh presiden baru Filipina itu.
Laporan tersebut diperkuat oleh informasi kepala polisi yang menyebut bandar narkoba kelas kakap yang sudah di Penjara Nasional Bilibid (NBP) pun diketahui tengah mengumpulkan uang dari balik bui.
"Kita (saya dan Duterte) akan menjadi target, saya katakan ke mereka untuk maju dan buktikan, lihat saja apa mereka masih bisa membayar para pembunuh kita," kata Ronald de la Rosa, kepala polisi, dikutip koran Daily Mail, Kamis (9/6).
Duterte sebelumnya sudah mengumumkan dia akan mengerahkan pasukan polisi dan militer untuk memerangi kejahatan.
"Kalau mereka ada di sekitar kalian, silakan hubungi kami, polisi atau lakukan sendiri kalau kalian punya senjata. Saya dukung kalian," kata dia di depan kerumunan massa.
"Kalau dia melawan sampai mati dan kalian bisa membunuhnya maka saya akan beri kalian medali," lanjut dia.
Duterte menegaskan kampanye melawan kejahatan yang digembar-gemborkannya dengan memberi imbalan uang.
"Kalau dia mati, saya akan membayar lima juta peso (Rp 1,4 miliar) bagi gembong narkoba. Kalau masih hidup saya beri 4,999 juta peso saja," kata dia sambil tertawa.