Obama yakin Donald Trump tidak akan terpilih jadi Presiden AS
Presiden kulit hitam itu menyebut Trump capres main-main. Disindir demikian, Trump balas mengejek Obama
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengaku tidak percaya bakal calon Presiden Partai Republik Donald Trump bisa sukses menguasai Gedung Putih dalam pemilu November mendatang. Bakal capres berlatar konglomerat properti itu dianggap terlalu kontroversial bagi kalangan pemilih rasional di Negeri Paman Sam.
"Saya semakin yakin bila Tuan Trump tidak akan menjadi presiden, hal ini dasari kepercayaan saya terhadap kalian orang Amerika," katanya pada konfrensi pers di Rancho Mirage, California, seperti dikutip dari laman ABC News, Rabu (17/2).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Mengapa Amerika Serikat disebut sebagai negara serikat? Struktur pemerintahan AS adalah contoh federasi yang baik. Konstitusi AS menetapkan sistem federalisme di mana kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat di Washington, DC, dan pemerintah dari 50 negara bagian.
Obama mengatakan pada wartawan bila masyarakat Amerika masih bisa melihat presiden sebagai 'pekerjaan serius', bukan sekadar lelucon. Obama menyindir Trump yang lebih sering melontarkan ucapan rasis atau kontroversial dibanding menawarkan program kerja kepada rakyat AS.
"Ini bukan seperti membawakan acara bincang-bincang atau reality show, bukan pula ajang promosi, atau bahkan memasarkan sesuatu. Menjadi Presiden AS sangat berat dan banyak orang menaruh harapan pada kita untuk kebenaran," kata Obama.
Disindir demikian oleh Obama, Trump menyikapinya sebagai sebuah pujian. Bahkan, sang konglomerat balas mengejek Obama. "Kalau begitu (Obama) telah melakukan suatu 'pekerjaan jelek' sebagai presiden," kata Trump.
Sempat kalah di Kaukus Iowa, Trump kini terlihat begitu berpeluang maju sebagai Capres AS setelah menang mutlak pada hasil pemilihan primer (Primary) di Negara bagian New Hampshire, Selasa (9/2) pekan lalu.
Trump juga menampilkan keseriusannya dengan berhasil menumbangkan Ted Cruz, merebut basis pemilih Partai Republik yang tidak terlalu fanatik dalam beragama.
(mdk/ard)