Paus Fransiskus desak dialog antar agama di Myanmar
Paus Fransiskus juga mengatakan gereja akan melayani semua orang di Myanmar tanpa membeda-bedakan orang itu.
Paus Fransiskus kemarin menyerukan agar adanya dialog antar agama di Myanmar. Pernyataan ini dia ucapkan saat bertemu dengan penerima hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, di mana keduanya juga membahas kampanye panjang untuk demokrasi di negara itu.
Juru bicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan Paus Fransiskus mengungkapkan penghargaannya kepada pemimpin oposisi itu atas tindakan anti-kekerasannya demi menciptakan perdamaian dan demokrasi di Myanmar selama pertemuan itu, seperti dilansir situs asiaone.com, Senin (28/10).
"Paus mengatakan dia akan berdoa untuk Myanmar, untuk dialog antar agama di negara itu. Dia juga mengatakan gereja akan melayani semua orang di Myanmar tanpa membeda-bedakan orang itu," lanjut dia.
Ini adalah pertemuan pertama antara Paus Fransiskus dan pemimpin oposisi Myanmar itu, yang telah mendapat kritikan tajam sebab tidak terlalu menyuarakan ketegangan etnis dan agama di Myanmar.
Myanmar telah diguncang kerusuhan sektarian dalam beberapa bulan terakhir, dan memicu keprihatinan dunia internasional.
Sekitar 250 orang tewas dan lebih dari 140 ribu orang lainnya harus kehilangan rumah mereka di beberapa wilayah yang terkena dampak kekerasan antara umat Buddha dan kaum muslim di seantero Myanmar sejak Juni 2012 lalu. Sebagian besar kekerasan terjadi di sebelah barat Negara Bagian Rakhine.
Katolik menjadi kaum minoritas di Myanmar. Mereka kebanyakan tinggal di sebelah timur laut negara itu.