PBB sebut bukti pasukan Myanmar bantai etnis Rohingya sulit dibantah
Kepala HAM PBB, Zaid Ra'ad al-Hussein, mengatakan dari hasil penyelidikan di lapangan ditemukan bukti-bukti kalau pasukan Myanmar dengan sengaja membantai dan bertindak kejam terhadap etnis Rohingya.
Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tidak bisa memungkiri fakta soal dugaan pembantaian terhadap etnis Rohingya. Menurut mereka, pelaku kekejaman itu bisa dipastikan adalah pasukan Myanmar, yang berdalih menggelar operasi militer buat memburu kelompok militan Tentara Penyelamat Rohingya Arakan.
Kepala HAM PBB, Zaid Ra'ad al-Hussein, memaparkan fakta itu dalam pertemuan di Dewan HAM PBB. Menurut dia, dari hasil penyelidikan di lapangan ditemukan bukti-bukti kalau pasukan Myanmar dengan sengaja membantai dan bertindak kejam terhadap etnis Rohingya.
"Pasukan Myanmar melakukan sejumlah tindakan. Yaitu membakar etnis Rohingya di dalam rumah hidup-hidup, membunuh anak-anak dan orang dewasa Rohingya, menembak secara acak orang Rohingya yang kabur dari serangan, pemerkosaan massal, dan membakar rumah, sekolah, pasar, serta masjid," kata Zaid, seperti dilansir dari laman Al Jazeera, Rabu (6/12).
Dengan hasil temuan soal kekejaman pasukan Myanmar terhadap etnis Rohingya, Zaid mendesak 47 negara anggota Dewan HAM PBB membawa fakta ini ke sidang umum PBB. Hal itu harus dilakukan supaya para pelakunya harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka dan diadili. Walau demikian, pemerintah Myanmar sampai saat ini berkeras menyangkal tudingan itu.
Menurut Zaid, hingga saat ini tercatat ada 626 ribu orang Rohingya mengungsi ke perbatasan Bangladesh-Myanmar, sejak Agustus lalu. Meski kedua negara sudah meneken perjanjian pemulangan, tetapi Zaid justru menentangnya. Dia beralasan proses repatriasi orang Rohingya harus ditunda jika pemerintah Myanmar tidak menjamin keamanan dan mengakui kewarganegaraan mereka. Dia khawatir jika tidak dipantau maka orang Rohingya kapanpun bisa saja kembali diperlakukan dengan kejam.