Pemakaian Masker Secara Luas Dapat Cegah Gelombang Kedua Covid-19
Menurut sebuah penelitian di Inggris, penggunaan masker secara meluas di tengah masyarakat bisa menekan penularan Covid-19 menjadi lebih terkontrol untuk epidemi nasional, dan bisa mencegah lebih jauh gelombang pandemi kedua jika disertai dengan lockdown.
Menurut sebuah penelitian di Inggris, penggunaan masker secara meluas di tengah masyarakat bisa menekan penularan Covid-19 menjadi lebih terkontrol untuk epidemi nasional, dan bisa mencegah lebih jauh gelombang pandemi kedua jika disertai dengan lockdown.
Penelitian ini, yang dipimpin ilmuwan dari Universitas Cambridge dan Universitas Greenwich Inggris, memperkirakan jika hanya lockdown tak akan menghentikan penyebaran virus corona, tapi masker yang dibuat sendiri atau masker kain pun bisa secara dramatis mengurangi angka penularan jika banyak orang memakainya saat berada di tengah keramaian.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Di mana virus-virus kuno itu ditemukan? Ilmuwan berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
"Analisis kami mendukung penggunaan masker secara langsung dan meluas oleh publik," jelas Richard Stutt, yang ikut memimpin penelitian di Cambridge, dikutip dari Reuters, Kamis (11/6).
Stutt mengatakan, menggabungkan penggunaan masker secara luas dengan penerapan jarak sosial dan beberapa tindakan lockdown, bisa menjadi "cara yang dapat diterima untuk mengelola pandemi dan membuka kembali kegiatan ekonomi" sebelum pengembangan vaksin yang efektif melawan Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona.
Temuan penelitian ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah "Proceedings of the Royal Society A".
Rekomendasi WHO
Pada awal pandemi, bukti ilmiah tentang efektivitas masker dalam memperlambat penularan penyakit pernapasan terbatas, dan tidak ada data tentang Covid-19 karena merupakan penyakit yang sebelumnya tidak diketahui.
Tetapi, didorong oleh beberapa penelitian baru dalam beberapa pekan terakhir, WHO mengatakan pada Jumat bahwa mereka merekomendasikan agar semua orang memakai masker kain saat berada di tempat umum sebagai upaya mengurangi penyebaran penyakit.
Dalam studi ini, para peneliti menghubungkan dinamika penyebaran antara orang-orang dengan model tingkat populasi untuk menilai efek pada tingkat reproduksi penyakit, atau nilai R, dari berbagai skenario penggunaan masker yang dikombinasikan dengan periode lockdown.
Nilai R mengukur jumlah rata-rata orang yang akan ditularkan oleh satu orang yang terinfeksi penyakit. Nilai R di atas 1 dapat menyebabkan pertumbuhan eksponensial.
Penelitian ini menemukan bahwa jika orang memakai masker setiap kali mereka berada di tempat umum, hal itu dua kali lebih efektif dalam mengurangi nilai R daripada jika masker hanya dipakai setelah gejala muncul.
Dalam semua skenario yang diteliti, penggunaan masker secara rutin oleh 50 persen atau lebih dari populasi mengurangi penyebaran Covid-19 ke R kurang dari 1,0, meratakan gelombang penyakit di masa depan dan memungkinkan lockdown yang kurang ketat.
Para ahli yang tidak terlibat langsung dalam studi terbaru di Inggris memiliki kesimpulan yang terbelah.
Brooks Pollock, pakar pemodelan penyakit menular Universitas Bristol, mengatakan kemungkinan dampak masker bisa jauh lebih kecil dari yang diperkirakan. Trish Greenhalgh, seorang profesor Universitas Oxford, mengatakan temuan itu menggembirakan dan memperkirakan masker bisa menjadi tindakan yang efektif diterapkan di tengah masyarakat.
(mdk/pan)