Pembajak China unjuk gigi, sempurna tiru koin Euro
Polisi Eropa sedang pusing. Ratusan ribu koin Euro palsu dari Shanghai membanjir jelang Natal.
Kriminal asal China kembali unjuk gigi, khususnya di bidang pemalsuan barang. Bukan cuma alat elektronik, sekarang pun sindikat asal Negeri Tirai Bambu berhasil mencetak uang koin Euro sama persis dengan yang asli.
Pemalsuan itu terungkap dari penggerebekan gudang di Napoli, Italia beberapa pekan lalu. Tim gabungan Europol mendapatkan barang bukti ribuan koin pecahan 2 Euro yang tak bisa dibilang palsu lantaran kemiripannya 90 persen, seperti dilaporkan Daily Mail, Kamis (25/12).
Negara-negara di Benua Biru khawatir, sudah berapa banyak pecahan palsu beredar dari sindikat China. Sedangkan penyergapan di Napoli baru memperoleh 495 ribu Euro (setara Rp 7,58 miliar). Aparat meyakini koin palsu made in China yang sudah beredar lebih banyak lagi.
Salah satu investigator dari Inggris menyatakan geng yang memasok koin palsu berasal dari Kota Shanghai. "Barang bukti ini menunjukkan fakta para pemalsu asal China memiliki alat seperti dipakai bank Sentral Uni Eropa," ujarnya.
Dikhawatirkan, warga Eropa banyak yang jadi korban. Pemalsu itu mengincar momen Natal, ketika banyak warga belanja.
"Koin-koin menyerupai asli itu sudah diproduksi jauh-jauh hari dan ditargetkan beredar jelang Natal," kata Jaksa Palermo Calogero Ferrara.
Dengan kasus ini, China belum tergeser dari status negara pembajak paling hebat di dunia. Pada 2013, China menggegerkan dunia karena ditemukan 22 kios Apple palsu.
Produsen tas dan busana seperti Gucci dan Mulberry juga memutuskan untuk tak melayani order dari China, karena produknya dibajak habis-habisan. Satu tas Mulbery yang harganya belasan jutaan Rupiah, bisa dijual di kios Beijing hanya senilai Rp 200 ribu, dengan kualitas tak jauh beda.
Lebih gila lagi adalah kelakuan pabrikan Geely. Produsen otomotif China itu sanggup meniru persis Rolls Royce Phantom yang kondang sebagai salah satu mobil termahal dunia. Jika versi aslinya setara Rp 4,8 miliar, maka versi buatan Negeri Tirai Bambu 'cukup' Rp 500 juta saja.