Pemberontak Sulu diperintahkan bergerilya lawan pasukan Malaysia
Selama lima hari terakhir terjadi kontak senjata yang menewaskan 62 pemberontak Sulu.
Sultan Sulu Jamalul Kiram III telah mencabut gencatan senjata dan memerintahkan para pengikutnya melancarkan perang gerilya melawan pasukan keamanan Malaysia.
Surat kabar the Malaysian Insider melaporkan, Senin (18/3), pasukan keamanan Malaysia kemarin kembali membunuh seorang pemberontak Sulu dalam bentrokan senjata di Kampung tanjung Batu, dekat Kota Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, Malaysia. Sebelumnya selama lima hari terakhir terjadi kontak senjata yang menewaskan 62 pemberontak Sulu sejak mereka tiba di Sabah pada 9 Februari lalu.
Media asal Filipina The Philipine Star menyebutkan Jamalul Kiram tidak ingin pasukan Sulu yang sudah tiba di Sabah ditarik kembali seperti yang dilakukan oleh adiknya Agbimuddin.
"Mereka sudah tiba di tanah air, kenapa harus kembali?" ujar dia kepada para wartawan di rumahnya di Taguig City, Manila, Filipina.
Juru bicara Kesultanan Sulu, Abraham Idjirani, mengatakan perjuangan di Sabah akan terus dilanjutkan.
Dia menuturkan gencatan senjata sepihak yang dilakukan Kesultanan Sulu telah dicabut dan Sultan telah memerintahkan pasukannya untuk melancarkan taktik serang dan lari melawan pasukan Malaysia.
Jamalul juga menyebutkan kabar yang disebarkan pihak Malaysia tentang Agbimuddin telah kabur kembali ke Filipina tidak benar.
Idjirani melaporkan dia telah berbicara dengan Agbimuddin sebelum Sabtu tengah malam dan dia diberi tahu bahwa pasukan Sulu masih kuat.
Menurut Idjirani pasukan Sulu yang kini berjumlah 170 orang itu membentuk tiga kelompok untuk menghindari mata-mata pesawat Malaysia yang mengudara di wilayah Lahad Datu.
Kantor berita Malaysia Bernama mengatakan kepala polisi Sabah Datuk Hamza Taib kemarin menyebutkan pihaknya telah menahan 104 anggota pasukan Sulu.