Peneliti Temukan Hiu Hantu Berbentuk Aneh, Tubuhnya Mirip Tikus
Hewan berbentuk aneh ini hidup di kedalaman 500 meter.
Hewan berbentuk aneh ini hidup di kedalaman 500 meter.
-
Apa itu Ikan Tuhuk? Ikan Tuhuk atau Ikan Marlin cukup populer di kalangan masyarakat Lampung. Bahkan, sosok Ikan Tuhuk menjadi ikon utama kota tersebut.
-
Kapan ikan siput ini ditemukan? Armatus Oceanic, sebuah perusahaan teknologi dan komunikasi yang berfokus pada lautan dalam, menulis di X, “CEO kami, profesor Alan Jamieson baru saja memecahkan rekor terdalam yang pernah ada sebelumnya, dengan pengamatan baru-baru ini, terhadap seekor ikan siput di Palung Izu-Ogasawara, di dekat Jepang. Ikan terdalam yang diamati sekarang berada di kedalaman 8336m!”
-
Bagaimana para ilmuwan merekam ikan siput ini di laut terdalam? Untuk menangkap rekaman makhluk unik ini, para ilmuwan menggunakan kamera otonom yang dikenal sebagai “pendarat”, yang dijatuhkan ke Palung Izu-Ogasawara.
-
Apa jenis ikan yang menjadi fauna endemik di Sumatera Selatan? Hewan Endemik Sumsel Mengutip beberapa sumber, Ikan Belida kini sudah ditetapkan sebagai salah satu hewan endemik di Sumatra Selatan.
-
Bagaimana Ikan Pari Jawa punah? Tim melakukan pemodelan baru yang mencakup semua informasi yang tersedia tentang spesies yang mengungkapkan bahwa Ikan Stingaree Jawa telah punah.
-
Apa ciri khas unik yang dimiliki hiu laut dalam? Hiu laut dalam memiliki ciri-ciri khas yang unik! Hidup di kedalaman ribuan meter, mereka sangat tidak biasa dan tampak primitif.
Peneliti Temukan Hiu Hantu Berbentuk Aneh, Tubuhnya Mirip Tikus
Jenis baru "hiu hantu" ditemukan para peneliti di Laut Andaman yang dalam di dekat Thailand pada kedalaman sekitar 500 meter.
Hiu hantu ini tidak seperti hiu yang pernah dilihat sebelumnya dengan kepala besar, mata besar yang berkilau, dan sirip seperti bulu.
Sumber: Greek Reporter
Makhluk yang baru ditemukan ini dikenal sebagai Chimaera supapae. Ia termasuk dalam kelompok ikan purba yang disebut Chimaeriformes, yang merupakan kerabat jauh hiu dan pari.
- Suhu Tembus 50 Derajat Celcius, Dalam 3 Hari 50 Orang Meninggal di Negara Ini
- Monster Laut Mengerikan yang Sangat Langka Ditemukan di Pantai, Hidup di Kedalaman 900 Meter yang Gelap Gulita
- Bayi 16 Bulan Meninggal Setelah Ditinggal Ibunya Pergi Liburan Bareng Pacar, 10 Hari Sendirian Tanpa Makan dan Minum
- Heboh Penemuan Ular Piton sepanjang 7 Meter di Polewali Mandar, Dibunuh usai Makan Sapi Milik Warga
Penemuan ini dirinci dalam sebuah makalah ilmiah yang diterbitkan pada 6 Maret di The Raffles Bulletin of Zoology. Chimaera tidak umum ditemukan wilayah itu, menurut David Ebert, penulis utama studi dan kepala Pusat Penelitian Hiu Pasifik di San José State University di California.
Chimaera hidup di laut dalam, tinggal di sepanjang lereng dan punggung dasar laut. Mereka lebih menyukai kedalaman di bawah 500 meter, di mana airnya gelap. Chimaera ini memakan makhluk seperti krustasea, moluska, dan cacing yang tinggal di dasar laut.
Ebert mengatakan, sebelumnya hanya ada 53 jenis chimaera yang diketahui di seluruh dunia. Habitat mereka di laut dalam membuat mereka sulit dideteksi, terutama di Laut Andaman, di mana beberapa kawasan memiliki kedalaman sekitar 4.400 meter.
Chimaera juga dikenal sebagai "hiu hantu" dan "ikan tikus" karena matanya yang besar dan berkilau serta tubuhnya yang ramping menyerupai tikus. Beberapa jenis chimaera dapat mencapai panjang hingga 2 meter.
Selama proyek survei laut dalam pada 2018, para ilmuwan menemukan tubuh seekor chimaera jantan yang belum dewasa. Penemuan ini terjadi saat pukat dasar di Laut Andaman pada kedalaman antara 772 hingga 775 meter di bawah permukaan.
Para peneliti membedakannya sebagai spesies baru karena kepalanya yang besar dengan moncong pendek dan matanya yang besar dan lonjong, yang membentuk lebih dari 32 persen dari total panjang kepalanya.
Spesies yang baru ditemukan ini termasuk dalam kelompok chimaera berhidung pendek, berukuran panjang 51 cm dengan sirip dada yang lebar. Ebert menduga, sirip yang menyerupai bulu pada makhluk ini dapat membantu dalam menavigasi dasar laut yang berbatu.
Mata C. supapae yang besar dan berkilauan berwarna hijau membantunya menavigasi perairan gelap di laut dalam. Kulitnya yang berwarna coklat gelap tidak memiliki pola yang mencolok, dan memiliki tulang punggung di atas kepalanya.
Selain itu, spesies ini diberi nama supapae untuk menghormati mendiang Supap Monkolprasit, seorang ilmuwan dari Thailand yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari ikan bertulang rawan.
Nama Chimaera, yang mengacu pada genus, berasal dari mitologi Yunani, yang melambangkan makhluk mitos dengan tiga kepala: kepala singa di bagian depan, kepala kambing yang menjulur dari punggungnya, dan ekor ular yang diakhiri dengan kepala ular.