Penelitian Inggris: Puasa Tidak Sebabkan Warga Muslim Meninggal karena Covid-19
Saat ini ada lebih dari 3 juta warga muslim di Inggris atau sekitar lima persen dari populasi dan sebagian besar berasal dari Asia Selatan.
Laporan dari Jurnal Kesehatan Global di Inggris menyatakan ibadah puasa di negara itu selama Ramadan tahun lalu tidak menyebabkan angka kematian akibat Covid-19 lebih tinggi di kalangan warga muslim.
Laporan itu mengatakan tidak ditemukan bukti warga muslim Inggris yang menjalankan ibadah puasa lebih rentan meninggal karena Covid-19.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dimaksud dengan puisi menyambut Ramadan? Puisi menjadi sarana yang indah untuk mengekspresikan kegembiraan, kerinduan, dan antusiasme menyambut bulan Ramadan. Kata-kata yang dipilih dengan penuh perhatian dapat menciptakan atmosfer yang khusyuk dan mendalam, membangkitkan semangat beribadah dan merenungkan makna spiritualitas.
-
Apa masalah pencernaan yang rentan terjadi saat puasa Ramadan? Masalah pencernaan seperti diare atau sembelit rentan terjadi pada saat bulan Ramadan.
-
Mengapa bulan Ramadan penting? Sebab, amalan dan ibadah yang dilakukan di bulan suci akan dilipatgandakan.
-
Mengapa puisi menyambut Ramadan penting? Puisi menyambut Ramadan memiliki peran penting dalam memberikan pesan-pesan positif yang memotivasi umat Muslim untuk menjalani Ramadan dengan penuh kesadaran dan ketulusan.
Saat ini ada lebih dari 3 juta warga muslim di Inggris atau sekitar lima persen dari populasi dan sebagian besar berasal dari Asia Selatan.
Banyak komunitas muslim juga terdampak pandemi dalam menjalankan ibadah puasa tahun lalu, seperti halnya kelompok minoritas lainnya di Inggris.
"Hasil penelitian kami memperlihatkan praktik puasa Ramadan tidak punya dampak terhadap kematian karena Covid-19," kata laporan itu, seperti dilansir laman Aljazeera, Kamis (1/4).
"Sebelumnya ada banyak pendapat yang menyebut kegiatan praktik kultural dari komunitas minoritas menjelaskan tingkat kerentanan mereka terhadap pandemi," kata laporan tersebut. Sejumlah pengamat tahun lalu menduga akan ada lonjakan kasus penularan Covid-19 di masa Ramadan.
"Pendapat itu tidak berdasarkan bukti. Hanya pengalihan dari isu ketidakadilan di tengah masyarakat soal kesehatan, terutama tentang kondisi kerja dan pendapatan yang menjadi faktor utama ketidakadilan di tengah kelompok minoritas di masa pandemi Covid-19."
Puasa tidak punya dampak merugikan
Laporan itu juga membandingkan analisis angka kematian karena Covid-19 pada Ramadan tahun lalu yang dimulai pada 23 April, tak lama setelah gelombang pertama pandemi memuncak di Inggris.
Kegiatan buka bersama dan salat tarawih berjemaah juga ditiadakan selama Ramadan tahun lalu seperti juga pembatasan kegiatan secara nasional.
Para peneliti menganalisis tingkat kematian di lebih dari selusin wilayah otoritas di Inggris tempat populasi muslim mencapai setidaknya 20 persen populasi.
Mereka menemukan angkat kematian di daerah-daerah itu justru turun di masa Ramadan.
Terlebih lagi, tren ini berlanjut seusai Ramadan dan laporan tersebut menyatakan, "tidak ada dampak buruk dari puasa di wilayah warga muslim tinggal."
Salman Waqar, yang ikut menyusun laporan itu mengatakan kepada Aljazeera, temuan para peneliti mengindikasikan Ramadan tidak punya dampak buruk terhadap Covid-19.
Dia juga menyebut data tersebut bertentangan dengan komentar sejumlah politisi dan pengamat yang mengatakan "komunitas tertentu, terutama muslim," bertanggung jawab atas naiknya angka penularan tahun lalu.
Dewan Muslim Inggris (MCB), organisasi muslim Inggris terbesar, mengatakan laporan tersebut menyangkal semua asumsi negatif yang kebanyakan disampaikan kelompok kanan, bahwa muslim akan melanggar aturan pembatasan di bulan Ramadan dan menyebabkan naiknya angka penularan.
"Anggapan itu hanya prasangka untuk mengkambinghitamkan komunitas muslim dan mengalihkan isu yang lebih luas soal 'ketidakadilan kesehatan' yang dihadapi oleh kelompok mereka," kata Umar Begg, juru bicara MCB kepada Aljazeera.
Ramadan di Inggris diperkirakan jatuh pada 13 April mendatang.
"Kami berharap Ramadan ini akan terbebas dari anggapan dan semoga tindakan pragmatis segera diambil di tingkat pengambil kebijakan untuk mengatasi ketidakadilan di masa pandemi," ujar Begg.
(mdk/pan)