Jelang Mulai Berpuasa Ramadan, Ketahui Hal yang Perlu Dilakukan dan Disiapkan Terlebih Dahulu
Sebelum memasuki bulan puasa, terdapat sejumlah persiapan yang bisa dilakukan agar ibadah tersebut berjalan dengan aman dan nyaman.

Sebelum memasuki bulan puasa, terdapat sejumlah persiapan yang bisa dilakukan agar ibadah tersebut berjalan dengan aman dan nyaman.

Jelang Mulai Berpuasa Ramadan, Ketahui Hal yang Perlu Dilakukan dan Disiapkan Terlebih Dahulu
Dekatnya bulan Ramadan sering diantisipasi oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun sebelum memulai puasa, ada beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan agar proses puasa berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi kesehatan.
Dr. Ngabila Salama, seorang praktisi Kesehatan Masyarakat dan staf di bidang Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menekankan bahwa puasa memiliki banyak manfaat bagi tubuh, bahkan bagi penderita penyakit.
"Puasa itu menyehatkan badan. Kita yang sehat saja makin tambah sehat dengan berpuasa, teman-teman yang punya komorbid juga harus yakin puasa itu menyehatkan badan," kata Ngabila.
Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga dapat membantu menstabilkan tekanan darah, gula darah, kolesterol, serta memiliki efek antioksidan dan anti peradangan.

Namun, ada beberapa kelompok yang perlu memperhatikan kesehatan mereka sebelum memulai puasa Ramadan, terutama dalam hal menjaga kondisi kesehatan selama satu bulan penuh.
Bagi penderita penyakit, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan terdekat sebelum memulai puasa. Dokter dapat memberikan rekomendasi terkait pengaturan dosis obat dan waktu konsumsinya selama puasa. Hal ini diperlukan karena puasa dapat mengubah metabolisme tubuh seseorang akibat perubahan waktu makan, minum, dan istirahat.
Menurut Dr. Ngabila, ibu hamil dan menyusui juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa. Mereka membutuhkan supervisi khusus untuk memastikan kebutuhan nutrisi bagi janin terpenuhi dengan baik.
"Penderita penyakit, termasuk bagi Ibu hamil dan Ibu menyusui disarankan konsultasi terlebih dahulu. Mereka butuh supervisi, kebutuhan nutrisi bagi janin juga harus dipenuhi," ujarnya.
Selain itu, waktu sahur juga perlu diperhatikan. Disarankan untuk sahur sesuai dengan waktu yang ditentukan agar puasa dapat berjalan lancar hingga waktu berbuka.

"Kalau sahur jam 12 malam artinya waktu puasanya lebih dari 16 jam. Itu pasti lemas di siang hari karena puasa melebihi waktu seharusnya sekitar 14 jam," katanya.
Saat berbuka, penting untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat dengan kadar gula yang terkontrol. Hindari atau batasi konsumsi makanan berlemak tinggi, makanan cepat saji, serta minuman berkafein dan berkalori tinggi.
"Batasi gula, garam, dan lemak. Konsepnya harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan lain-lainnya," katanya.
Aktivitas fisik juga tetap dianjurkan selama puasa, meskipun dalam intensitas ringan. Berjalan kaki selama 20-30 menit atau mencapai 6.000 langkah per hari dapat membantu menjaga kebugaran tubuh. Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga penting untuk mencegah penyakit.
"Kita harus tetap semangat menjalani aktivitas sehari-sehari tanpa merasa lemas. Sehingga bisa fokus beribadah di bulan Ramadan," jelasnya.