Penuh Klaim dan Kebohongan, Pidato Netanyahu di Depan Kongres AS Disambut Tepuk Tangan Riuh Hadirin
Saat memasuki ruang pertemuan, Netanyahu disambut teriakan "huuuuu" oleh beberapa anggota Kongres AS.
Saat memasuki ruang pertemuan, Netanyahu disambut teriakan "huuuuu" oleh beberapa anggota Kongres AS.
- Ini Daftar Kebohongan Netanyahu Saat Pidato di Depan Kongres AS
- Jadi Tamu Kehormatan, Sosok Manusia Terkaya di Dunia Hadiri Pidato Netanyahu di Depan Kongres AS
- Ini Sosok Anggota Kongres AS yang Tak Ikut Tepuk Tangan Saat Netanyahu Pidato Penuh Kebohongan, Justru Pajang Tulisan 'Penjahat Perang'
- FOTO: Ekspresi PM Israel Netanyahu Pidato di Kongres AS, Disebut Hamas Penuh Klaim dan Kebohongan
Penuh Klaim dan Kebohongan, Pidato Netanyahu di Depan Kongres AS Disambut Tepuk Tangan Riuh Hadirin
Berpidato di depan Kongres Amerika Serikat, menjadi salah satu agenda kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Selama ini, AS menjadi pendukung utama Israel dalam perang genosida di Jalur Gaza, Palestina, yang telah membunuh hampir 39.000 warga sipil.
Netanyahu menyampaikan pidatonya pada Rabu (24/7) di hadapan anggota Kongres AS di Capitol, Washington DC. Saat Netanyahu memasuki ruang pertemuan, beberapa anggota Kongres terdengar berteriak "huuuu" dan sebagian besar menyambutnya dengan tepuk tangan sembari berdiri.
"Di saat suka dan duka, baik dan buruk, Israel akan selalu menjadi kawan dan mitra setia kalian. Atas nama rakyat Israel, saya datang ke sini hari ini untuk menyampaikan terima kasih Amerika," kata Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (25/7).
Dia juga menyinggung dukungan Presiden Joe Biden setelah serangan 7 Oktober Hamas di Israel. Dia juga memuji Donald Trump yang telah banyak mendukung Israel saat menjabat presiden AS, salah satunya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar AS ke wilayah Palestina tersebut.
Netanyahu, yang oleh sejumlah pihak disebut penjahat perang, mengecam protes mahasiswa di kampus-kampus AS atas genosida Israel di Gaza.
"Banyak orang memilih berdiri bersama kejahatan. Mereka berdiri bersama Hamas. Mereka berdiri bersama pemerkosa dan pembunuh. Para pengunjuk rasa ini berdiri bersama mereka. Mereka harusnya malu pada diri mereka," cetusnya.
Netanyahu juga menyinggung soal seruan penangkapannya oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan perangnya di Gaza. Dia menyebut keputusan ICC itu "tuduhan palsu".
Dalam pidatonya, Netanyahu juga mengulang retorika kelompok sayap kanan yang dikecam karena mendehumanisasi rakyat Palestina.
"Ini bukan benturan peradaban. Ini benturan antara barbarisme dan peradaban," kata Netanyahu.
"Ini adalah benturan antara mereka yang mengagungkan kematian dan mereka yang menyucikan kehidupan. Agar pasukan peradaban menang, Amerika dan Israel harus berdiri bersama. Karena ketika kita berdiri bersama, sesuatu yang sangat sederhana terjadi: Kita menang, mereka kalah," lanjutnya, yang disambut tepuk tangan riuh para hadirin.
Netanyahu juga menyerukan kekalahan Hamas adalah prasyarat perdamaian, mengatakan dia akan bertahan untuk "kemenangan total" dan tidak kurang dari itu. Dia juga mengatakan setelah perang berakhir, militer Israel akan mengontrol Gaza.
Di luar gedung Capitol, ribuan pengunjuk rasa berdemo saat Netanyahu berpidato, meneriakkan bahwa genosida sedang berlangsung di Gaza. Petugas mengklaim beberapa pengunjuk rasa bertindak anarkis dan terpaksa menyemprotkan bubuk merica. Para demonstran terlihat menyiram mata mereka dengan air untuk mencegah iritasi.
Anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Risheq menyebut pidato Netanyahu penuh kebohongan.
"Pidato seorang penjahat yang penuh kebohongan dan sebuah olok-olok terhadap kecerdasan (masyarakat)," ujarnya, seperti dilansir Al Mayadeen.
Pejabat senior Hamas lainnya, Sami Abu Zuhri mengatakan pidato tersebut menjadi bukti bahwa Netanyahu tidak ingin ada gencatan senjata di Gaza.
"Pidato Netanyahu penuh kebohongan dan tidak akan berhasil menutupi kegagalan dan kekalahannya di hadapan (kelompok) perlawanan untuk menutupi kejahatan perang genosida yang dilakukan tentaranya terhadap rakyat Gaza," jelasnya dalam sebuah wawancara.
Menurut anggota biro politik Jihad Islam Palestina (PIJ), Ali Abu Shahin, pidato Netanyahu itu bertujuan untuk mendapat simpati dari Washington setelah kehilangan dukungan internasional.
"Jelas bahwa Netanyahu tidak ingin menghentikan perang genosidanya terhadap rakyat kami di Jalur Gaza," kata Abu Shahin.
Dia menambahkan, rencana Netanyahu akan gagal di Gaza karena harus berhadapan
dengan ketabahan rakyat Palestina dan kelompok-kelompok perlawanan.