Pidato di Depan Kongres AS, Netanyahu Sebut Korban Sipil Tewas di Gaza Hampir Tidak Ada
Pidato di Depan Kongres AS, Netanyahu Sebut Korban Sipil Tewas di Gaza Hampir Tidak Ada
Itu adalah pidato Netanyahu keempat di depan kongres AS.
Pidato di Depan Kongres AS, Netanyahu Sebut Korban Sipil Tewas di Gaza Hampir Tidak Ada
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemarin berpidato di depan Kongres Amerika Serikat.
Ini adalah pidato keempat Netanyahu di dengan Kongres AS sebagai upaya menggalang dukungan atas perang Israel di Gaza.
Dalam pidatonya yang disebut banyak kalangan penuh dengan kebohongan, Netanyahu bahkan sempat mengatakan korban sipil yang tewas di Rafah, Gaza, nyari tidak ada.
Dilansir the Times of Israel, berikut ucapan lengkap Netanyahu saat menyebut korban sipil tewas tidak ada:
"Namun, bagi minoritas yang mungkin tertipu oleh jebakan Hamas, saya sarankan Anda mendengarkan Kolonel John Spencer. John Spencer adalah kepala studi perang kota di West Point. Dia mempelajari setiap konflik kota besar--saya akan mengatakan dalam sejarah modern-- tetapi dia mengoreksi saya. Tidak. Dalam sejarah.
Israel, kata dia, telah menerapkan lebih banyak tindakan pencegahan untuk mencegah kerugian sipil daripada militer mana pun dalam sejarah dan melebihi apa yang diharuskan oleh hukum internasional.
Itulah mengapa, meskipun banyak kebohongan yang Anda dengar, perang di Gaza memiliki salah satu rasio terendah antara kombatan dan korban non-kombatan dalam sejarah perang kota.
Dan Anda ingin tahu di mana rasio ini paling rendah di Gaza? Di Rafah.
Ingat apa yang banyak orang katakan? Jika Israel masuk ke Rafah, akan ada ribuan, mungkin puluhan ribu warga sipil yang terbunuh. Nah, minggu lalu saya pergi ke Rafah.
Saya mengunjungi pasukan kami saat mereka menyelesaikan pertempuran melawan batalion teroris Hamas yang tersisa. Saya bertanya kepada komandan di sana,
“Berapa banyak teroris yang kalian hancurkan di Rafah?” Dia memberikan angka pasti: 1.203. Saya bertanya, “Berapa banyak warga sipil yang terbunuh?” Dia menjawab, “Perdana Menteri, praktis tidak ada. Dengan pengecualian satu insiden, di mana serpihan bom menghantam depot senjata Hamas dan secara tidak sengaja menewaskan dua lusin orang, jawabannya praktis tidak ada.
Anda ingin tahu mengapa? Karena Israel mengevakuasi warga sipil dari bahaya, sesuatu yang orang katakan tidak mungkin kami lakukan, tetapi kami melakukannya.
Para pahlawan itu ada di sini sekarang, tentara heroik Israel, dan mereka tidak boleh dikecam karena cara mereka berperang di Gaza. Mereka justru harus dipuji."
Pernyataan Netanyahu itu jelas bertentangan dengan fakta-fakta yang selama ini dibeberkan PBB dan disaksikan publik dunia soal perang Israel di Gaza.
Hingga kini sudah 39.145 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza, terbanyak perempuan dan anak-anak. Sebanyak 90.257 lainnya luka-luka.
Setiap hari, kata PBB, ada 10 anak Gaza yang satu atau dua kakinya harus diamputasi karena serangan Israel.
Ketua Komisi Penyelidikan Internasional Independen mengenai Wilayah Pendudukan Palestina, Navi Pillay bulan lalu mengatakan, Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, kelaparan, pemusnahan, pembunuhan, dan perlakuan tidak manusiawi dan kejam terhadap warga Palestina.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga menuturkan Israel telah menghancurkan separuh dari seluruh bangunan di Gaza dengan kerugian mencapai Rp 652 Triliun
dan rekonstruksi Gaza membutuhkan waktu sampai 80 tahun.