Penumpang sakit keras, pesawat AirAsia delay 36 jam di Bali
Sebagian penumpang Pesawat dari Malaysia menuju Australia itu akhirnya ganti maskapai
Pesawat Air Asia dengan rute penerbangan Malaysia-Australia terpaksa harus mendarat darurat di Bali akibat salah seorang penumpangnya mengalami sakit keras. Parahnya, para penumpang harus terlantar di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali selama 36 jam.
Pada Senin malam, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan D7206 bertolak dari Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju ke Coolangatta di Gold Coast, Australia. Sayangnya, setelah terbang selama dua jam, pesawat ini harus membuat pengalihan darurat di Bali.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa saja maskapai di Indonesia yang mengoperasikan Airbus A320? Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320 antara lain Indonesia AirAsia, Citilink, Pelita Air, TransNusa, dan Lion Group (oleh Batik Air dan Super Air Jet)).
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
Setelah diusut, pendaratan darurat ini dilakukan lantaran seorang penumpang tiba-tiba mengalami sakit keras. Penumpang tak disebutkan namanya ini menderita usus buntu dan yang mengharuskan dia untuk turun dari pesawat.
Rencananya penerbangan akan dilanjutkan kembali pada Selasa pagi, namun sayang, seorang penumpang lain juga mengalami pendarahan internal yang menyebabkan dia muntah darah. Hal ini membuat pesawat terpaksa batal terbang untuk memberikan sang penumpang perawatan medis.
Dilansir dari Asian Correspondent, Rabu (17/2), pesawat ini kembali gagal terbang lantaran sembilan penumpang dilaporkan hilang dari pesawat. Setelah dicari tahu, informan mengatakan enam penumpang yang hilang sudah memesan penerbangan lain ke Australia, sementara sisanya masih belum diketahui.
"Semuanya sangat tidak terorganisir, dan para penumpang sudah mengeluhkan hal ini kepada staf darat," ucap seorang penumpang yang tak mau disebutkan namanya.
Beruntung beberapa penumpang mendapat pelayanan yang baik dengan diperbolehkan menunggu di ruang tunggu yang nyaman. Meski demikian, penumpang lainnya, termasuk anak-anak banyak yang harus tidur di lantai akibat keterlambatan ini.
"Banyak yang protes, kami sudah lelah, hanya ingin cepat sampai saja," seru seorang penumpang lainnya.
Sayangnya, hingga saat ini pihak maskapai penerbangan masih belum membuat pernyataan ataupun minta maaf tentang hal tersebut.
(mdk/ard)