Ini Penyebab Garuda Indonesia Angkut Jemaah Haji Kloter 15 Asal Makassar Alami Delay 6 Jam
Kejadian itu memberikan dampak pada jadwal keberangkatan kloter selanjutnya di Embarkasi Makassar.
Salah satu penyebab delay karena pendingin ruangan tidak bisa menyala.
Ini Penyebab Garuda Indonesia Angkut Jemaah Haji Kloter 15 Asal Makassar Alami Delay 6 Jam
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 747-400 yang mengangkut jemaah haji Embarkasi Makassar kembali bermasalah. Akibatnya keberangkatan kelompok terbang (kloter) 15 mengalami keterlambatan hingga enam jam.
Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar, Ikbal Ismail membenarkan keberangkatan kloter 15 mengalami delay atau tertunda hingga enam jam. Kloter 15 Embarkasi Makassar sendiri berisi 450 jemaah haji berasal dari Makassar, Bantaeng, dan Provinsi Maluku Utara.
"Dari laporan yang kami terima dan melihat langsung di lapangan, kloter 15 ini delay sampai enam jam. Akibat dari pesawat yang akan menerbangkan kloter 15 ini terlambat sekira 1 jam 20 menit tiba dari Madinah, Arab Saudi," ujarnya saat jumpa pers di Media centre Asrama Haji Sudiang Makassar, Jumat (24/5).
Selanjutnya, kata Ikbal, saat jemaah haji kloter 15 dibawa ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dari Asrama Haji Sudiang ternyata pesawat Boeing 747-400 mengalami masalah. Ia menyebut pendingin ruangan tidak bisa menyala.
"Nah, untuk itu jemaah meminta untuk di turunkan. Nah, proses perbaikan, penggantian alat AC (Air Conditioner) itu kurang lebih 3 jam," sebutnya.
Setelah perbaikan selesai dilakukan, jemaah haji kloter 15 kembali melakukan boarding. Saat proses boerding ulang tersebut ternyat ada sejumlah jemaah haji yang sudah merasa tidak nyaman.
"Setelah itu ada sebagian jemaah merasa kurang nyaman dengan kejadian tidak aktifnya AC (pesawat) Garuda. Makanya kami bersama dengan Kakanwil Maluku Utara bersama Kabag TU Maluku Utara dan Kabid Haji Maluku Utara terjun langsung ke bandara dan melakukan pendekatan persuasif kepada jemaah kurang lebih 40 orang untuk tetap melanjutkan perjalanannya ke Saudi," bebernya.
Setelah kejadian tersebut, akhirnya pada pukul 06.35 Wita, pesawat yang mengangkut jemaah haji kloter 15 diberangkatkan ke Jeddah, Arab Saudi. Ikbal meminta Garuda Indonesia untuk bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
"Kami pun langsung meminta kepada pihak Garuda untuk membuat laporan rilis terkait kejadian tersebut. Alhamdulillah, tadi pukul 10.00 Wita, kami sudah menerima (rilis Garuda) yang pada intinya apa yang terjadi pada pesawat kloter 15 tidak ada yang menginginkan, tetapi itulah ikhtiar kita semua panitia," tuturnya.
Ikbal mengaku usai kejadian tersebut pihaknya akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki layanan kepada jemaah haji. Kejadian itu memberikan dampak pada jadwal keberangkatan kloter selanjutnya di Embarkasi Makassar.
"Jadi akibat dari Delay-nya pesawat ini, berpengaruh kepada kloter-kloter selanjutnya yang ganjil. Kalau kemarin dampak dari kloter 5 berdampak ke kloter genap karena pesawat digunakan oleh kloter 7. Hitung-hitungan tadi kami dengar dari pihak Garuda, kurang lebih delay-nya sekira 5 jam dari jadwal semula," ungkapnya.
Ikbal berharap Garuda Indonesia bisa kembali menormalisasi jadwal keberangkatan jemaah haji Embarkasi Makassar.
"Sampai saat ini, Garuda ingin melakukan formulasi agar layanan dari semula bisa diburu. Nanti kami tunggulah dari usaha Garuda untuk bagaimana menormalkan kembali penerbangan sesuai jadwal yang ada," ucapnya.
Ia juga meminta kepada Garuda Indonesia untuk memperhatikan kompensasi kepada jemaah haji akibat delay tersebut.
"Aturan pesawat itu kalau delay kompensasinya diberi makan, bila waktu makan. Nah, makanya untuk kloter 17, saya sudah sampaikan ke pihak Garuda untuk antisipasi bila memang Delay sampai 5 jam, dan waktu makan kami minta Garuda untuk datangkan makanannya ke Asrama Haji ini untuk melayani jemaah yang masuk kategori delay." sebutnya.
Terpisah Senior Manager PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk, I Wayan Gilang Aditya Subawa menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan keberangkatan kloter 15 Embarkasi Makassar. Ia menjelaskan Kloter 15 seharusnya diberangkatkan pada pukul 01.00 Wita dengan menggunakan Boeing 747-400 dengan nomor Registrasi ER-TRV.
"Pesawat mengalami kendala sehingga baru dapat diberangkatkan pada pukul 06.25 Wita dan mengalami delay selama kurang lebih 5 jam 35 menit," tuturnya.
Gilang mengungkapkan kendala keterlambatan disebabkan oleh beberapa hal seperti keterlambatan kedatangan dari Madinah seharusnya pesawat tiba pada pukul 22.00 Wita menjadi pukul 23.41 Wita tanggal 23 Mei 2024. Selanjutnya, kata dia, proses boarding ke pesawat dimulai pada pukul 00.59 Wita, Adanya deteksi kurang maksimal pendinginan di cabin penumpang.
"Pada pukul 01.40 WITA, yang mana diikuti oleh proses pemberhentian boarding oleh Pilot In Command (PIC) untuk dilakukan proses inspeksi dan perbaikan menyeluruh. Proses perbaikan sistem pendingin selesai pada pukul 05.10 Wita dan dapat dilakukan proses boarding kembali," sebutnya.
Gilang mengakui adanya proses perbaikan dan pemberhentian proses boarding mengakibatkan timbul ketidaknyamanan bagi beberapa jemaah. Akibatnya, perlu dilakukan proses pendekatan persuasif untuk jamaah dapat kembali melanjutkan proses boarding.
"Pilot In Command (PIC) juga ikut melakukan proses penjelasan kepada Jamaah. Proses Boarding lengkap pada pukul 06.25 Wita dan pesawat Pushback pada pukul 06.35 Wita," tuturnya.
"Garuda Indonesia memohon maaf kepada seluruh Jemaah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Makassar, serta seluruh pihak yang terdampak atas kejadian ini," pungkasnya.