Pesawat Jemaah Haji Kloter BPN-09 Telat 28 Jam, Kemenag: Garuda Tidak Profesional
Pada pekan kedua pemulangan jemaah haji, pesawat Garuda Indonesia terlambat 28 jam.
Pada pekan kedua pemulangan jemaah haji, pesawat Garuda Indonesia terlambat 28 jam.
Pesawat Jemaah Haji Kloter BPN-09 Telat 28 Jam, Kemenag: Garuda Tidak Profesional
Pesawat Jemaah Haji Kloter BPN-09 Telat 28 Jam, Kemenag: Garuda Tidak Profesional
Kementerian Agama kembali melayangkan protes keras kepada Garuda Indonesia karena terlambat (delay) memberangkatkan jemaah haji kelompok terbang (kloter) BPN-09 dari Arab Saudi menuju Indonesia.
Tak tanggung, penerbangan dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah ini telat 28 jam. Bahkan sebelumnya, jemaah haji kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) juga mengalami delay selama 12 jam.
“Kita protes keras Garuda Indonesia atas kembali terjadinya delay penerbangan jemaah haji Indonesia pada fase pemulangan. Delay lagi dan lagi. Berulang terus," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief di Jakarta, Senin (8/7).
Akibat hal ini, Hilman menilai pelayanan Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk seiring banyaknya penerbangan terlambat dan terus berulang.
"Kita nilai kinerja Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, tidak profesional," tegas Hilman.
merdeka.com
Sebagai informasi, fase pemulangan jemaah haji Indonesia yang berlangsung sejak 22 Juni 2024.
Namun dalam pelaksanaannya kembali diwarnai dengan keterlambatan penerbangan oleh Maskapai Garuda Indonesia.
“Dengan kejadian ini, Kementerian Agama akan mempertimbangkan kembali keterlibatan Garuda Indonesia pada penerbangan jemaah haji di tahun mendatang,” kata Hilman.
Sebanyak 324 jemaah BPN-09 berasal dari Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng)dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Sabtu, 6 Juli 2024, pukul 13.40 waktu Arab Saudi (WAS).
Mereka sudah berada di bus dan siap ke Bandara AMAA Madinah saat diinformasikan adanya keterlambatan penerbangan. Lalu mereka baru diterbangkan pada Minggu, 7 Juli 2024, sekitar pukul 17.40 WAS.
“Pemberitahuan dari pihak Garuda Indonesia juga sering mendadak. Bahkan jemaah sudah berada di bus dan siap menuju Bandara AMAA Madinah baru diinfo kalau ada delay,” kataHilman Latief.
Keterlambatan ini pun membuat para jemaah haji kelelahan.
Mereka juga terpaksa membawa barang-barang yang dibawa ke kabin pesawat.
“Delay semacam ini membuat jemaah lelah. Mereka terpaksa harus membawa koper kabin kembali karena sudah di bus baru diinfo kalau ada delay. Ini kan melelahkan,” sambung Hilman Latief.
Protes senada disampaikan oleh Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab.
Menurutnya, kinerja Garuda pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini betul-betul sangat buruk.
Bahkan, pada pekan pertama fase pemulangan jemaah haji, lebih 50 persen penerbangan mengalami keterlambatan.
Dari 52 kloter, sebanyak 38 kloter terbang tidak sesuai jadwal karena mengalami keterlambatan. Hal serupa juga terjadi pada pekan kedua pemulangan jemaah haji.
“Total sudah ada 155 kloter jemaah haji Indonesia yang sudah diterbangkan Garuda Indonesia ke Tanah Air. Dari 155 kloter, ada 75 kloter yang mengalami keterlambatan atau 48,39 persen,” kata Saiful Mujab.
Saiful Mujab kembali minta Garuda Indonesia fokus pada upaya perbaikan kinerja pada sisa penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia.
Pastikan pesawat yang akan digunakan siap dan ada.
Selain itu dia meminta kru pesawat juga siap bertugas, sehingga potensi terjadinya keterlambatan atau delay penerbangan tidak terulang.
Persiapkan pesawat cadangan pengganti pesawat bermasalah, sesuai kontrak kerja dengan Kementerian Agama.
"Kasihan jemaah kalau Garuda delay terus. Belum lagi jemaah harus naik pesawat domestik ke provinsi asal yang harus tertunda karena lambat dari Arab Saudi," kata Saiful.
"Dampaknya signifikan dan ini menjadi tanggung jawab Garuda. Saya minta Garuda fokus pada perbaikan kinerja. Layani jemaah haji Indonesia dengan baik dengan tidak membuat jadwal penerbangan delay,"
pungkasnya.