Polisi Australia tangkap 5 orang berencana ledakkan bom saat Natal
Polisi Australia tangkap 5 orang berencana ledakkan bom saat Natal. Polisi melakukan penyelidikan menyusul adanya ancaman ledakan, penusukan dan penembakan saat Natal di Kota Melbourne. Empat tersangka pelaku serangan kelahiran Australia keturunan Libanon berusia sekitar 20an. Seorang lagi keturunan Australia-Mesir.
Kepolisian Australia menyebutkan telah berhasil menggagalkan serangkaian rencana penyerangan pada Hari Natal di Melbourne. Polisi berhasil menangkap lima orang yang diduga akan melakukan serangan teror pada Jumat (23/12) subuh, waktu setempat.
Kepala Kepolisian Victoria Graham Ashton mengatakan mereka melakukan penyelidikan menyusul adanya ancaman ledakan, penusukan dan penembakan saat Natal. Ancaman tersebut ditujukan ke kota dengan lokasi Stasiun St. Flinders, Gedung Pertemuan Federation Square, dan Gereja Katedral St. Paul.
Namun, saat ini Ashton mengatakan ancaman tersebut sudah tidak berlaku lagi.
"Kami tidak memiliki ancaman lagi karena situasi sudah kami kendalikan," katanya dalam konferensi pers, dikutip dari BBC.
Sementara itu, empat tersangka pelaku ancaman serangan merupakan kelahiran Australia keturunan Libanon berusia sekitar 20an. Sedangkan seorang lagi merupakan keturunan Australia-Mesir.
Ashton menambahkan, para tersangka melakukan ancaman penyerangan karena terinspirasi dari kelompok teror Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Selain lima pemuda tersebut, ada juga pria dan wanita yang ditangkap dalam operasi tersebut. Namun, kata Ashton, keduanya sudah dibebaskan tanpa sanksi apapun.
Dalam jumpa pers tersebut, Ashton menyebutkan operasi penyelidikan dilakukan di lima lokasi yang tersebar di utara dan barat Melbourne. Penyelidikan tersebut dilakukan selama sepekan.
"Kami yakin ada niat mereka untuk melakukan penyerangan, terutama di Hari Natal," lanjutnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengapresiasi kerja polisi di negaranya. Dia mengatakan mereka berhasil mengganggu rencana serangan besar yang akan mengguncang Negeri Kanguru tersebut.
"Mereka ingin melawan masyarakat Australia, mereka ingin memecah belah kita semua. Mereka ingin kita saling menghancurkan satu sama lain. Tapi kita tidak akan tinggal diam," ucap Turnbull.
"Perbuatan mereka atas nama setan, bukan Tuhan," pungkasnya.