Polisi Inggris Berhasil Tangkap Seorang Pria Setelah Buron 16 Tahun
Aparat penegak hukum Inggris berhasil membekuk seorang pria setelah buron 16 tahun terkait kasus pembunuhan.
Baru-baru ini, salah satu buronan paling dicari penegak hukum Inggris berhasil ditangkap di Malta, sebuah kota di Eropa. Buronan itu disebut bertanggung jawab atas pembunuhan brutal terhadap seorang pria di rumah pertanian Cheshire, Inggris. Pelariannya berakhir setelah 16 tahun.
Para detektif Inggris memburu Christopher Guest More Jr (41) sejak dia meninggalkan negara itu, tak lama setelah pembunuhan Brian Waters pada 19 Juni 2003. Demikian dilansir dari The Guardian, Minggu (9/6).
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
-
Kapan tongtrong dibunyikan? Jika waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB sore, maka tongtrong akan dibunyikan sebanyak lima kali. Begitu seterusnya.
-
Bagaimana Buleng dilakukan? Buleng diawali dengan memperkenalkan judul cerita, dilanjutkan dengan menyebutkan silsilah raja, menggambarkan sekilas keadaan kerajaan, menggambarkan konflik-konflik yang terdapat dalam cerita, lalu diakhiri dengan penjelasan pesan moral yang terkandung dalam cerita.
-
Siapa penemu Borondong Ibun? Asal usul Borondong Ibun Borondong Ibun sebenarnya sudah populer sejak tahun 1960-an. Ketika itu Mak Erah mencoba membuat makanan dari hasil padi ketan dan gula aren yang jadi komoditas andalan Kecamatan Ibun. Dari hasil pembuatannya itu, Borondong Ibun dikenalkan ke warga dan banyak disukai. Mak Erah lantas membuatnya secara massal di rumah dan mengajarkan resep pembuatannya ke warga sekitar.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Bagaimana mereka menghadapi cuaca buruk? Tenda yang mereka bangun tidak bisa menahan derasnya hujan dan kencangnya angin. Keadaan ini pun berlangsung selama 20 jam hingga memasuki hari kelima.
Korban berusia 44 tahun itu disiksa dan dipukuli hingga tewas di depan dua anaknya yang sudah dewasa di Burnt House Farm di Tabley, dekat Kota Knutsford. Tidak hanya diburu untuk diinterogasi sehubungan dengan kematian Waters, otoritas hukum Inggris juga menuduh More terlibat percobaan pembunuhan terhadap orang kedua, serta penyerangan terhadap korban lainnya di tempat kejadian.
Inggris memasukkan More ke dalam daftar buronan paling dicari di Eropa pada bulan April lalu.
Badan Kriminalitas Nasional (NCA) mengatakan More ditangkap di daerah Swieqi, di utara pulau Malta, dengan surat perintah penangkapan Eropa pada Kamis malam. Ia berhasil dibekuk dalam operasi bersama dengan pihak berwenang setempat.
"Kami sangat senang bahwa setelah hampir 16 tahun melarikan diri dari penegakan hukum, Christopher Guest More Jr telah ditangkap dan sekarang harus kembali ke Inggris," kata Manajer Regional NCA, Graham Roberts.
"Sudah banyak buronan yang berhasil kami tangkap, dari total 96 daftar paling dicari, kini tersisa 12 lagi yang masih berusaha menghindari hukum," lanjutnya.
Menurut Roberts, NCA telah mendukung pihak berwenang Cheshire untuk terus mengembangkan penyelidikan mereka terhadap kasus pembunuhan terkait.
"Kami terus memberikan dukungan dengan beberapa kemampuan spesialis kami, dan jaringan petugas internasional yang kami punya," jelasnya.
"Kami telah menunggu sangat lama untuk saat ini. Kami tidak akan pernah menyerah dalam perburuan. Para buronan lain harus benar-benar melihat ini, dan ingat betapa uletnya penegakan hukum Inggris," lanjut Roberts.
Proses ekstradisi More dimulai pada hari Sabtu ketika ia muncul di pengadilan di ibu kota Malta, Valetta. Dia telah ditahan selama sidang berikutnya pada hari Senin.
"Tekad kami untuk menemukan Christopher Guest More Jr tidak goyah dan selama bertahun-tahun, kami tetap berkomitmen untuk menemukannya," kata asisten kepala polisi di Cheshire, Matt Burton.
"Perkembangan terakhir ini menyoroti hubungan kerja yang erat antara pihak keamanan Cheshire dan NCA, bersama dengan lembaga penegak hukum di luar negeri, dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kolega atas semua bantuan mereka," pungkasnya.
Sementara itu, tiga orang mantan jurnalis investigasi BBC, yakni James Raven (60), Otis Matthews (41), dan John Wilson (69), dijatuhi hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah terlibat dalam pembunuhan Waters.
More, yang juga mengaku sebagai seorang jurnalis investigasi, diduga telah bersama ketiga pria tersebut saat mendatangi sebuah properti terlantar, tempat Waters mengelola pertanian ganja.
Kala itu, mereka disebut berusaha menagih utang terkait perdagangan obat-obatan terlarang.
Waters diikat ke kursi dan dipukuli di depan putranya Gavin, yang juga diserang, dan putrinya Natalie, yang baru berusia 21 tahun dan ditahan di bawah todongan senjata.
Waters dianiaya selama kurang lebih tiga jam. Menurut hasil otopsi yang dibeberkan di pengadilan Kota Chester pada 2004 silam, penganiayaan tersebut menyebabkan 123 luka di sekujur jasad Waters.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Keakraban Ratu Elizabeth II & Trump Makan Malam di Istana Buckingham
Lawatan Donald Trump ke Inggris Bakal Disambut Unjuk Rasa
Merasa Gagal Perjuangkan Brexit, Alasan Theresa May Mengundurkan Diri
PM Inggris Theresa May Umumkan Mundur
Sambil Menangis PM Inggris Umumkan Mundur 7 Juni Mendatang
Jelang 22 Mei, Inggris dan Australia Keluarkan Imbauan Perjalanan Bagi Warganya di RI