Pria Korut dicokok polisi, diduga terkait pembunuhan Kim Jong-nam
Pria Korut dicokok polisi, diduga terkait pembunuhan Kim Jong-nam. Aparat kepolisian terus melakukan perburuan terhadap para pelaku pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Kini, tersangka keempat berhasil terlacak keberadaannya dan langsung dibekuk petugas
Aparat kepolisian terus melakukan perburuan terhadap para pelaku pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Kini, tersangka keempat berhasil terlacak keberadaannya dan langsung dibekuk petugas.
Dilansir The Star, Sabtu (18/2), penangkapan itu berlangsung di sebuah kondominium di Jalan Kuchai Lama, Kuala Lumpur, Jumat (17/2) kemarin sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Dari tangannya, polisi menyita paspor Korut.
Dengan demikian, masih tiga pelaku lagi yang masuk dalam target operasi terkait dengan kematian Jong-nam di Negeri Jiran itu. Tiga tangkapan sebelumnya berlangsung sejak Rabu (15/2) dimulai dengan tertangkapnya Doan Thi Huo di sekitar bandara.
Selang sehari berikutnya, polisi menangkap Siti Aisyah sekitar pukul 02.00 pagi waktu setempat di sebuah hotel kawasan Ampang. Sebelum penangkapan itu, kekasih Siti yang merupakan sopir taksi bernama Muhammad Farid Jalaludin lebih dulu dibekuk.
"Dia (Siti, red) teridentifikasi berdasarkan rekaman CCTV di bandara dan tengah sendirian saat penangkapan," ujar Kepala Polis Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Khalid Bin Abu Bakar.
Jong-nam, tewas saat tengah menunggu penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Makau, China di Terminal Keberangkatan KLIA. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Jong-nam mengaku wajahnya sempat diseka oleh dua orang wanita yang membuatnya merasa pusing.
Setelah meminta bantuan kepada resepsionis untuk dibawa ke klinik terdekat, dia akhirnya tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit. Amerika Serikat dan Korea Selatan meyakini pembunuhan itu melibatkan rezim Kim Jong-un dengan mengerahkan tim pembunuhnya ke Malaysia.
Sesaat setelah kematian Jong-nam, Korut mendesak kepolisian Malaysia agar tidak mengautopsi jenazah korban dan menyerahkannya ke pemerintah komunis tersebut. Namun kedua permintaan itu ditolak dan petugas tetap melakukan autopsi guna mencari penyebab kematian.
Dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan racun yang diduga 1.200 kali lebih kuat dibandingkan sianida. Ada satu dari dua racun yang diduga masuk ke dalam tubuh Jong-nam, yakni ricin yang berasal dari biji jarak, dan tetrotoxin yang berasal dari ekstrak ikan buntal.