Pria Palestina Diserbu Tentara Israel Saat Siaran Langsung TikTok, Dipukul Pakai Linggis di Depan Anak-Anaknya
Dalam video yang tersebar luas di media sosial, terlihat tentara menganiaya Eyad Banat secara brutal.
Pria Palestina Diserbu Tentara Israel Saat Siaran Langsung TikTok, Dipukul Pakai Linggis di Depan Anak-Anaknya
Eyad Banat (35) sedang melakukan siaran langsung di TikTok ketika rumahnya di kota Hebron, Tepi Barat selatan yang diduduki diserbu puluhan tentara Israel.
Dalam video yang tersebar luas di media sosial, terlihat tentara menganiaya Banat secara brutal, termasuk menendang, menikam dengan senapan, dan menginjaknya, sementara anak-anaknya terdengar berteriak "baba" (Ayah)" Anggota keluarga lainnya juga menjadi korban pemukulan dalam serangan tersebut.
Sumber: Al Jazeera
“Mereka menangkap ayah saya dan mendorongnya ke tanah. Mereka terus memukulinya terus menerus dan kemudian memborgolnya dan membawanya,” ujar putri Banat yang berusia 10 tahun, Sandy, kepada Al Jazeera dari rumah mereka.
“Saya tidak takut pada tentara. Saya mengkhawatirkan ayah saya. Tentara itu terus menusukkan senjatanya ke leher ayah saya. Dia mengambil linggis dan memukuli kepala dan tangannya dengan itu,” lanjutnya.
- Anak-Anak Palestina Ungkap Perlakuan Kejam Israel Saat Dipenjara, Banyak Tahanan Dianiaya Sampai Tewas
- Media Israel Akhirnya Akui Dunia Lebih Mendukung Palestina dan Citra Israel Kian Memburuk
- CEK FAKTA: Hoaks Israel Mengebom Kerumunan Anak-anak di Palestina
- Beredar Video Netanyahu Sebut Amerika Gampang Diatur, Termasuk Soal Isu Palestina
Penggerebekan terjadi di rumah keluarga Banat pada Selasa dini hari. Pasukan Israel menangkap lima anggota keluarga Banat termasuk Eyad dan sembilan pekerja dari Gaza yang tinggal bersama mereka setelah terjebak di Tepi Barat yang diduduki. Sembilan pekerja dan tiga anggota keluarga Banat masih ditahan Israel.
Eyad Banat merupakan sepupu dari mendiang aktivis politik Nizar Banat. Nizar Banat tewas setelah dipukuli pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) pada 24 Juni 2021. Eyad Banat mengungkapkan, selama penggerebekan di rumahnya, dia diserang dengan cara yang sama seperti yang dialami oleh sepupunya.
“Anda semua tahu apa yang terjadi pada syuhada Nizar Banat. Saya melihat wajah Nizar ketika mereka memukuli saya. Meskipun yang melakukannya adalah tentara pendudukan, metodenya masih sama yang digunakan PA,” ujar ayah enam anak ini.
Foto: Mosab Shawer/Al Jazeera
“Apa yang tampak dalam video tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang terjadi di luar kamera,” katanya kepada Al Jazeera dari rumahnya.
Foto: Tentara Israel yang pukul Eyad Banat (Screengrab video)
Selama 41 hari, wilayah tersebut mengalami serangan udara dan darat tanpa henti oleh pasukan penjajah Israel, menewaskan sekitar 11.500 warga sipil, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Warga Jalur Gaza saat ini menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat parah, dengan kekurangan air, bahan bakar, listrik, dan penyebaran penyakit yang meluas.
“Saya dan seorang teman melakukan siaran langsung di TikTok, bersama dengan teman jurnalis kami di Gaza,” ujar Banat.
“Kami memberikan bantuan kepada anak-anak di halaman Rumah Sakit Syahid Al-Aqsa, seperti tenda dan selimut. Sangat disayangkan bahwa 22 negara Arab tidak mampu membawa satu botol air pun ke Gaza. Orang-orang menerima kiriman biskuit kedaluwarsa dan kain kafan putih!” tambahnya.
“Saat saya siaran langsung, saya menyadari tentara mengepung rumah saya. Saya mengatakan kepada orang-orang untuk tetap hidup. Tentara menyerbu seluruh rumah kami dan meledakkan tiga pintu depan. Mereka menyerang setiap anggota keluarga Banat, sepupu saya, paman saya, putra-putranya, dan saudara laki-laki saya. Mereka menyerang kami dengan tangan, kaki, senjata, dan linggis. Mereka memukuli paman saya yang mempunyai penyakit jantung,” lanjut Banat.
Tentara itu mengatakan kepadanya, 'kamu seharusnya tidak hidup',” katanya.
Laki-laki dari keluarga Banat kemudian diborgol dan diangkut untuk diinterogasi di luar rumah mereka, sementara pemukulan terus berlanjut. Dua jam setelahnya, tentara meninggalkan sebagian dari mereka, termasuk Banat, di jalan yang berbeda dari tempat tinggal mereka. Mereka kemudian dirawat di Rumah Sakit Pemerintah Princess Alia di Hebron oleh petugas medis.
Menyikapi serangan di depan anak-anaknya, Banat mengungkapkan bahwa mereka sudah terbiasa dengan kejadian semacam itu karena sering kali mengalami penggerebekan oleh tentara Israel dan layanan keamanan PA.
Foto: Eyad Banat bersama anak-anaknya (Mosab Shawer/Al Jazeera)
“Kami adalah negara yang dijajah. Ini harga yang harus dibayar oleh orang-orang terhormat,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia senang setelah akhirnya dibebaskan.
“Gaza adalah martabat dan kebanggaan kami. Mereka memerangi seluruh negara Barat atas nama 22 negara Arab,” lanjutnya.
“Apa yang terjadi pada kami tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang terjadi di Jalur Gaza. Semoga Tuhan menjaga kita tetap kuat untuk dapat berdiri bersama rakyat kita di Gaza karena mereka adalah keluarga kita, anak-anak kita, teman-teman kita. Kami adalah putra satu bangsa,” tambahnya.
Tonton video ketika Eyad Banat dipukuli tentara Israel di slide selanjutnya: