Pria Palestina dan Anaknya Tewas Diberondong Peluru Saat Hadiri Upacara Pemakaman
Video kejadian tersebut menunjukkan sebuah mobil pemukim memotong jalur prosesi pemakaman kemudian berhenti dan menghujani para peziarah dengan peluru.
Seorang pria Palestina dan anaknya tewas ditembak pemukim Israel saat tengah menghadiri prosesi pemakaman di Tepi Barat.
Pria Palestina dan Anaknya Tewas Diberondong Peluru Saat Hadiri Upacara Pemakaman
Video kejadian tersebut menunjukkan sebuah mobil pemukim yang memotong jalur prosesi pemakaman di dekat Kota Qusra, kemudian berhenti dan menghujani para peziarah dengan peluru tajam.
Korban dari serangan ini adalah Ibrahim Wadi, 63 tahun, dan putranya Ahmed Wadi, 25 tahun. Menurut Muhammad Judeh, seorang aktivis di Qusra, Wadi dan putranya sedang berada di dalam kendaraan mereka ketika para pemukim Israel melepaskan tembakan.
Setelah mengalami luka-luka akibat hujan peluru, keduanya mencoba melarikan diri namun ditabrak oleh kendaraan pemukim.
"Itu adalah pemandangan yang mengerikan. Tidak ada penduduk desa yang cukup dekat untuk membantu dan melindungi mereka," ujar Judeh.
"Setelah itu, pengeras suara di masjid di kota itu memanggil [orang-orang] untuk pergi ke lokasi serangan dan bentrokan berdarah pun terjadi. Kami bahkan tidak dapat menyelesaikan pemakaman jenazah keempat syuhada itu," tambahnya.
Sumber: Middle East Eye
Kurang dari 24 jam sebelumnya, empat syuhada Palestina dibunuh oleh pemukim Israel di kota yang sama. Pembunuhan ini terjadi di tengah ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut, seiring dengan pernyataan perang Israel terhadap Gaza.
Menurut kelompok hak asasi manusia Israel, B'Tselem, para pemukim Israel menyerang warga Palestina di beberapa wilayah di Tepi Barat sejak Israel meluncurkan serangannya ke Gaza.
Sebelumnya pada Kamis, sekelompok pemukim Israel menyerang rumah-rumah warga Palestina di dekat desa Qalqilya di Tepi Barat dan menculik seorang penduduk sebelum menyerahkannya dalam keadaan sudah dipukuli kepada tentara Israel.
Di Wadi al-Siq, sebuah daerah di timur Ramallah, penduduk Palestina terpaksa melarikan diri dari rumah mereka setelah serangkaian serangan, kata Fares Kaabneh, seorang warga daerah tersebut, kepada Middle East Eye.
"Seluruh keluarga mengungsi dengan berjalan kaki dan para pemukim mencegah mereka membawa barang-barang milik mereka dengan menembaki mereka, sementara para pemukim merampas barang-barang rumahnya. Mereka menyita beberapa kendaraan dan traktor pertanian milik masyarakat," katanya.
Situasi ini menggarisbawahi peningkatan kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina dalam beberapa tahun terakhir, yang telah mengundang kekhawatiran dari para pakar hak asasi manusia PBB.
Antara 2010 dan 2019, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat setidaknya 2.955 serangan pemukim, yang menewaskan sedikitnya 22 warga Palestina tewas dan setidaknya 1.258 lainnya terluka.