Anak-Anak Palestina Ungkap Perlakuan Kejam Israel Saat Dipenjara, Banyak Tahanan Dianiaya Sampai Tewas
Mereka menjadi sasaran penyiksaan, bahkan ada yang dipukuli hingga tewas.
Anak-Anak Palestina Ungkap Perlakuan Kejam Israel Saat Dipenjara, Banyak Tahanan Dianiaya Sampai Tewas
Anak-anak Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari pertukaran tawanan mengungkapkan perlakuan buruk Israel terhadap mereka. Mereka menjadi sasaran penyiksaan, bahkan ada yang dipukuli hingga tewas.Mereka termasuk di antara 39 warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel pada Minggu, dalam kesepakatan pertukaran tawanan ketiga antara Israel dan Hamas. Sementara Hamas membebaskan 13 warga Israel yang ditahan di Gaza. Khalil Mohamed Badr- al-Zamaira (18) termasuk di antara tahanan Palestina yang dibebaskan. Saat ditahan pasukan Israel, Khalil berusia 16 tahun. Dia mengungkapkan, tahanan Palestina dianiaya dan dipukuli di penjara dan tidak ada perlakuan berbeda terhadap anak-anak.
“Mereka tidak membedakan antara tua dan muda,” ungkapnya kepada Middle East Eye.
“Dua remaja dipindahkan dari penjara Ofer karena tulang rusuknya patah. Mereka tidak bisa bergerak,” tambahnya.
Omar al-Atshan, seorang remaja Palestina lainnya yang dibebaskan mengungkapkan dirinya dianiaya dan disiksa di penjara Naqab sebelum dibebaskan.
“Penganiayaan ini tidak dapat digambarkan,” katanya kepada Al Jazeera saat meliput langsung kedatangan para tahanan yang dibebaskan di Tepi Barat pada Minggu.
Atshan mengatakan, mereka secara rutin dipukuli dan dipermalukan di penjara, dan air serta makanan sangat langka. Saat dibebaskan, tentara Israel memerintahkan mereka untuk menundukan kepala kemudian memukulinya.
“Kebahagiaan kami belum lengkap karena masih ada tawanan lain yang masih ditahan,” kata Atshan, menambahkan salah satu tahanan Thaer Abu Assan yang dipukuli hingga tewas.
“Dia mengalami pemukulan yang terlalu parah. Kami berteriak minta tolong, namun dokter tiba satu setengah jam setelah dia meninggal karena penyiksaan. Dia disiksa karena sebuah pertanyaan ‘dia bertanya kepada sipir apakah ada gencatan senjata’ lalu dia dipukuli sampai mati.”
Selain itu, anak lain yang dibebaskan, Osama Marmash juga memberikan kesaksian serupa kepada Al Jazeeera. Anak berusia 16 tahun tersebut di penjara Megiddo sebelum dibebaskan. Dirinya mengatakan kepada Al Jazeera, empat tahanan Palestina disiksa sampai tewas di Megiddo.
Foto: Al Jazeera
Marmash mengatakan dirinya menderita luka di kaki dan punggungnya karena pemukulan.
“Pakaian penjara saya berwarna putih tetapi kemudian berubah menjadi merah karena noda darah” kata Marmash.
Marmash menambahkan, mereka dianiaya dalam perjalanan ke Tepi Barat.
“Jalannya sulit. Mereka mematikan AC di bus. Kami tercekik,” ujarnya.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel seharusnya melibatkan sekitar 150 tahanan perempuan dan anak-anak Palestina dan 50 warga Israel yang ditahan di Gaza dibebaskan selama empat hari.
Hamas pada bagiannya membebaskan 13 tahanan Israel termasuk sembilan anak-anak serta empat warga negara asing termasuk tiga warga Thailand dan satu Israel-Rusia.
Presiden Joe Biden mengatakan, seorang gadis Israel-Amerika berusia empat tahun yang orang tuanya terbunuh pada 7 Oktober juga telah dibebaskan.Hamas menyatakan dalam sebuah pernyataan, orang berkewarganegaraan ganda Israel-Rusia itu dibebaskan “sebagai tanggapan atas upaya Presiden Rusia Vladimir Putin dan sebagai pengakuan atas polisi Rusia dalam mendukung Palestina”. Warga Rusia tersebut adalah tahanan palestina pertama yang dibebaskan oleh Hamas dalam kesepakan gencatan senjata.