Horor di Penjara Israel, "Sipir Memukuli Kami dengan Brutal Sampai Pingsan"
Horor di Penjara Israel, "Sipir Memukuli Kami dengan Brutal Sampai Pingsan"
Tahanan yang baru dibebaskan ungkap perlakukan kejam di penjara Israel.
Horor di Penjara Israel, "Sipir Memukuli Kami dengan Brutal Sampai Pingsan"
-
Siapa yang mengalami penyiksaan di penjara Israel? Dia memberikan kesaksiannya itu kepada pengacaranya selama ditahan di penjara Israel Sde Teiman di Gurun Negev.
-
Bagaimana cara militer Israel menyiksa tahanan? Mereka mengatakan kepada MEE bahwa mereka disiksa secara fisik dengan anjing dan listrik, dijadikan sasaran eksekusi palsu, dan ditahan dalam kondisi yang memalukan dan merendahkan martabat.
-
Bagaimana Israel menyiksa tahanan Palestina? Laporannya mencakup gambaran tentang pemukulan yang sering terjadi, tahanan diserang oleh anjing, dipaksa mencium bendera Israel, dipaksa untuk mengutuk Nabi Muhammad SAW, tidak diberi air (termasuk untuk toilet di sel yang digunakan bersama oleh 10 narapidana), listrik dipadamkan, kekurangan makanan, dan ditelanjangi.
-
Mengapa Palestina mengalami siksaan di penjara Israel? Ketika Anda dicap sebagai teroris, Anda tidak bisa membela diri dengan cara apa pun. Tidak diragukan lagi prosesnya sama; mereka menyiksa orang dengan cara yang sama.
-
Bagaimana tahanan Palestina disiksa? 'Saya menjadi sasaran penyiksaan setiap hari. Jari kelingking saya patah. Saya berulang kali dipukul di kepala, menyebabkan pendarahan beberapa kali,' ungkapnya, seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (10/7).
-
Dimana tahanan Palestina disiksa? Semua tahanan Palestina di penjara Israel Sde Teiman di Gurun Negev mengalami penyiksaan, pemerkosaan, dan hinaan luar biasa tanpa henti, sampai dibunuh.
Muhammad Nezzal, seorang remaja laki-laki Palestina berusia 16 tahun asal Jenin, mengungkap perlakuan buruk yang ia terima di penjara Negev Israel.
Nezzal kerap dipukuli dengan kejam hingga ia dibebaskan dalam kondisi tangan dan jarinya patah.
"Salah satu petugas sipir penjara memukuli kami secara brutal, punggung saya sangat sakit," ungkapnya dalam sebuah video yang dibagikan akun milik Middle East Monitor di platform Instagram pada 28 November.
Tak cukup di situ, ia juga menjadi korban kelalaian medis karena tangannya yang patah tidak segera ditangani.
Ketika ditanya apakah mereka memberikan pertolongan pertama, Nezzal mengatakan, "Tidak. Mereka tidak memberikan pertolongan apapun." Ia baru mendapatkan pertolongan setelah dibebaskan dan tangannya baru diberikan perawatan oleh Palang Merah.
Nezzal menjadi salah satu tahanan dari gelombang keempat pembebasan. Ia mengatakan beberapa tahanan kehilangan kesadaran akibat pukulan oleh pasukan Israel di penjara, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Remaja ini ditangkap tiga bulan yang lalu di Kabatiye, yang terkait dengan Jenin di Tepi Barat, dan menjadi "tahanan administratif" selama enam bulan. Ia menyebutkan bahwa pasukan Israel secara terus-menerus melakukan razia di sel dan memukuli para tahanan.
"Ada yang pingsan akibat pukulan di penjara. Ada seorang tahanan; setelah kehilangan kesadaran akibat pukulan, mereka mengeluarkannya dari sel, dan saya pikir mungkin dia sudah meninggal, tetapi kami tidak bisa mengetahui apapun tentangnya.
Pasukan pendudukan menyerang kami dengan brutal. Mereka memukuli beberapa tahanan sampai mereka pingsan, dan yang lain menangis karena kekejaman penyiksaan," ujarnya.
Nezzal, yang bebas dengan keadaan jari patah, memar di tangan, dan bagian tubuhnya yang lain, mengatakan sebulan terakhirnya di penjara terasa seperti 20 tahun.
Ketika ditanya bagaimana kondisi di penjara Negev, Nezzal menggambarkannya sebagai "horor". Ia melaporkan satu rekan selnya tewas akibat mendapat pukulan bertubi-tubi dan para tahanan yang lebih tua dipukuli dan dipaksa tidur di lantai.
"Kalau saya masih muda jadi saya masih bisa menahannya, tapi bagaimana dengan mereka yang sudah tua?"
Sementara ibunya tampak terus menangis di samping Nezzal. Ia menangisi nasib putranya, tak tahan mendengar apa yang dialaminya selama menjadi tahanan. Ia juga menyatakan kehilangan komunikasi dengan Nezzal sejak ditahan.
"Sejak mereka menangkap dan menahannya di penjara, aku tidak tahu apa-apa. Tidak ada telepon, tidak ada kunjungan. Saya juga baru tahu tangannya patah ketika dia dibebaskan," terangnya.
"Semoga Allah membalaskan dendam kami kepada mereka," serunya.
Dalam kesepakatan pertukaran tahanan yang mulai berlaku Jumat lalu, 50 warga Israel dibebaskan dari tawanan Hamas dan sebagai gantinya 150 wanita dan anak Palestina dibebaskan dari penjara Israel.
Pembebasan dilakukan secara bertahap, dibagi dalam empat kelompok selama empat hari jeda kemanusiaan, yang diperpanjang pada Senin malam untuk dua hari tambahan.