Remaja Prancis kaget jadi tersangka tragedi Charlie Hebdo
Sejumlah saksi terpercaya mengatakan dia ada di kelas saat peristiwa berlangsung.
Seorang remaja 18 tahun kaget saat sebuah kesalahan mengatakan dirinya menjadi tersangka ketiga penembakan tabloid satir Prancis Charlie Hebdo. Padahal saat tragedi itu terjadi dia berada di dalam kelas tengah mengikuti pelajaran.
Murad Hamid masih tinggal dengan orang tuanya menggambarkan diri sebagai remaja biasa dan normal. Dia tidak terlibat dengan pelbagai hal yang dipandang aneh di masyarakat, demikian dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (11/1).
Salah satu kakak iparnya memang terlibat penembakan itu dan menyerahkan diri ke polisi. Tak sengaja petugas mendengar namanya dia disebut sebagai tersangka lainnya. Dia pun ditangkap.
Namun akhirnya remaja itu dibebaskan tanpa jaminan apa pun. Namanya dibersihkan, namun tetap saja dia masih gemetaran sampai sekarang.
"Saya amat ketakutan dan tidak bisa berpikir apa-apa," ujar Hamid melalui pengacaranya Marie Calleghaer.
Untunglah sejumlah saksi terpercaya mengatakan dia berada di sekolah saat Cherif dan Said Kouachi membantai 12 karyawan Charlie Hebdo di Ibu Kota Paris.
"Saya tidak ada hubungannya dengan pembantaian ini. Meski dibebaskan, saya takut ini mempengaruhi diri saya. Saya juga yakin kakak perempuan saya menikah dengan Cherif tidak tahu persoalan ini," kata Hamid.