Koalisi Partai Kiri Front Populer Baru Menang Pemilu Prancis, Berita Baik Bagi Palestina & Buruk buat Israel
Koalisi sayap kiri Front Populer Baru (NFP) Prancis berhasil jadi pemenang di Pemilu Prancis.
Koalisi sayap kiri Front Populer Baru (NFP) Prancis berhasil jadi pemenang di Pemilu Prancis.
Koalisi Partai Kiri Front Populer Baru Menang Pemilu Prancis, Berita Baik Bagi Palestina & Buruk buat Israel
Koalisi ini meraih kemenangan di pemilihan umum (Prancis) pada pekan lalu usai mengalahkan aliansi pimpinan Presiden Emmanuel Macron.
Melansir dari laman aa.com.tr, Kamis (11/7) pemilu ini mulanya didorong oleh Presiden Emmanuel Macron.
-
Apa yang dilakukan Prancis ke Israel? Presiden Prancis Charles De Gaulle, tiba-tiba mengumumkan memblokade pasokan senjata untuk Israel.
-
Bagaimana Prancis bisa menang? Tentu saja Deschamps bisa memanfaatkan kebuntuan Belgia dengan skema serangan balik cepat dengan mengandalkan trio penyerang mereka Mbappe, Giroud, dan Griezmann.
-
Kenapa Prancis diunggulkan? Prediksi Skor Timnas Prancis diprediksi akan tampil dominan di pertandingan ini. Kekuatan terbesar mereka adalah kreativitas lini tengah dan kecepatan para penyerang sayap.
-
Dimana Israel mendapatkan senjata dari Prancis? Tahun 1950-1960an, dua pertiga senjata Israel berasal dari Prancis.
-
Siapa yang dianggap layak memimpin Prancis? Melenchon menjadi pusat perhatian karena dianggap layak memimpin Prancis.
-
Siapa saja yang mendukung Palestina? Banyak pihak yang menulis kata-kata untuk Palestina sebagai bentuk dukungan agar tercipta perdamaian antara Isreal dan Palestina.
Berdasarkan hasil pemilu, Front Populer Baru adalah koalisi yang berhasil mengamankan kursi terbanyak di parlemen.
NFP kemungkinan memperoleh antara 175 hingga 205 kursi di Majelis Nasional.
Aliansi Bersama untuk Republik milik Macron hanya memperoleh 150 kursi. Sedangkan aliansi Rapat Umum Nasional sayap kanan memperoleh 125 kursi.
Pada pemungutan suara putaran kedua, Front Populer Baru tampil sebagai napas baru dengan kekuatan utama sebanyak 178 wakil.
Partai terbesar dalam aliansi tersebut adalah France Unbowed yang dipimpin oleh Jean-Luc Melenchon.
Melenchon pun menyatakan siap dalam memimpin pemerintahan bersama koalisinya.
"Kami akan memiliki perdana menteri dari Front Populer Baru," ucap Melenchon dalam kutipan.
Melenchon menyoroti potensi pengambilan keputusan penting "melalui dekrit" baik di bidang nasional maupun internasional.
Selain itu ia akan berkomitmen segera mengakui Negara Palestina sebagai salah satu program yang dibawa oleh koalisi sayap kiri.
Kabar Baik bagi Palestina
Koalisi sayap kiri terus berupaya teguh pada pendirian mereka terhadap isu-isu internasional dan komitmen terhadap perubahan kebijakan luar negeri Perancis.
Salah satu program yang akan ditepati secepatnya oleh NFP adalah mengakui Negara Palestina.
Pemimpin koalisi sayap kiri Front Rakyat Baru (NFP), Jean-Luc Melenchon berkomitmen untuk mengakui Negara Palestina setelah kemenangan koalisinya dalam Pemilu Prancis.
Di bawah kekuasaan NFP, nantinya pembentukan pemerintahan bergantung pada kemampuan Front Populer Baru untuk membentuk koalisi dengan partai-partai berhaluan tengah tanpa perpecahan internal.
Berita Buruk Bagi Israel
Mengutip laman i24news, Kamis (11/7), kemenangan Front Populer Baru bisa jadi kabar buruk bagi Israel.Apalagi koalisi sayap kiri belum lama ini menyerukan untuk memutus dukungan dari pemerintahan supremasi sayap kanan ekstrem Netanyahu.
Koalisi mereka juga menuntut Netanyahu segera melakukan gencatan senjata di Gaza.
Serikat sayap kiri juga menyerukan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menegakkan hukum ke Israel akibat genosida yang dilakukan di Gaza.
Jean-Luc Mélenchon menegaskan sebagai perdana menteri dirinya akan segera memberikan "pengakuan segera kepada Negara Palestina."
Front Populer Baru berjanji untuk mendukung ICC [Pengadilan Kriminal Internasional] dalam tuntutannya terhadap para pemimpin Hamas dan pemerintahan supremasi Netanyahu.
Di bawah pemerintahannya, ia akan menghentikan serta melarang penjualan senjata ke Israel.
Hal ini terjadi di tengah hubungan negatif Israel-Prancis, meski keduanya sempat memiliki hubungan akrab di masa lalu.
Gebrakan mereka telah dilakukan beberapa bulan lalu saat pameran senjata terbesar di Perancis melarang perusahaan-perusahaan Israel berpartisipasi, meskipun pengadilan sempat membatalkannya.