Rusia ingin caplok Bulan
Wakil PM Rusia Dmitry Rogozin mengatakan rencana ini muncul sejak Rusia berkeinginan untuk mendatangi Bulan selamanya.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin pada Jumat pekan lalu mengumumkan negeri Beruang Merah itu berencana untuk membuat sebuah daerah operasi di Bulan.
Menurut stasiun radio Voice of Rusia, Rogozin saat itu menjelaskan kepada koran pemerintah Rossiiskaya Gazeta, sejak Rusia berkeinginan untuk mendatangi Bulan selamanya, maka dia menyebut tidak masuk akal untuk terus membuat perjalanan kembali ke Bumi, seperti dilansir situs the Huffington Post, Sabtu (12/4).
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Dimana Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
Sebaliknya, Rogozin mengatakan, Moskow berencana membangun sebuah pangkalan permanen di Bulan. Ini bisa berarti tempat itu sebagai satu-satunya area berpenghuni manusia dikendalikan oleh Rusia.
"Hampir tidak rasional untuk membuat sekitar sepuluh atau 20 penerbangan ke Bulan, dan kemudian terbang ke Mars atau ke beberapa asteroid," jelas Rogozin, seperti dikutip Voice of Rusia.
Ini sebenarnya bukan pertama kalinya Rogozin telah melayangkan ide proyek seperti itu. Kantor berita Reuters pada 2012 lalu menulis, pria 50 tahun itu mengatakan kepada radio Rusia dirinya ingin memiliki sebuah tujuan sangat besar yang dapat menarik maju ilmu pengetahuan.
Ini membuat dia melontarkan pertanyaan 'mengapa kita tidak mencoba untuk membangun sebuah stasiun besar di Bulan yang akan menjadi pangkalan untuk lompatan ilmu pengetahuan di masa depan?'
Meski proyek itu kedengarannya akan menelan biaya sangat mahal dan seakan-akan sangat tidak mungkin dilakukan, tapi Max Fisher dari situs Vox menegaskan Rogozin memang bertanggung jawab atas program luar angkasa Rusia, dan dengan demikian ini mungkin menjadi percobaan realistis bakal membuat hal ini terjadi.
(mdk/fas)