Hari Ini 67 Tahun Lalu, Rusia Cetak Sejarah Buat Satelit Pertama yang Sukses ke Luar Angkasa
Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa satelit Sputnik itu berada pada jarak 560 mil (900 kilometer) di atas Bumi dan mengitarinya setiap satu setengah jam.
Rusia telah meluncurkan satelitnya ke luar angkasa, menjadikannya objek buatan manusia pertama yang berhasil meninggalkan atmosfer Bumi.
Menurut laporan dari kantor berita TASS, satelit yang dikenal sebagai Sputnik kini berada pada ketinggian 560 mil (900 kilometer) dari permukaan Bumi dan menyelesaikan orbitnya setiap satu setengah jam.
-
Satelit Sputnik mirip dengan apa? "Yang benar-benar menarik adalah sangat mirip dengan Sputnik, bahkan sampai ada nodul kecil di sana (di Sputnik) dan nodul yang sama persis di sisi sana (pada objek dalam lukisan),"
-
Kenapa peluncuran Sputnik penting? Peluncuran Sputnik pada tahun 1957 menandakan tidak hanya kepemimpinan teknis Soviet di bidang baru, tetapi juga kemampuan dan tingkat pengembangan dan produksi rudal besar Soviet.
-
Kapan Satelit Palapa A1 diluncurkan? Peluncuran ini terjadi pada 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu setempat atau 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB.
-
Kapan satelit dibajak? Meski rentan, hingga saat ini belum diketahui adanya insiden di mana keamanan satelit telah dieksploitasi. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan adanya insiden rahasia yang disembunyikan.
-
Siapa astronot pertama di luar angkasa? Gagarin menjadi manusia pertama di luar angkasa yang menghabiskan waktu sekitar 108 menit dalam orbit Bumi.
-
Dimana objek yang mirip Sputnik muncul? Namun di latar belakang ada sesuatu yang mengejutkan – sebuah bola biru dengan paku mencuat, yang oleh sebagian orang ditafsirkan sebagai Sputnik, satelit pertama yang mengorbit Bumi pada tahun 1957.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa bola logam tersebut akan terbakar saat memasuki atmosfer kembali, namun mereka berharap dapat menerima data penting sebelum hal itu terjadi.
Uni Soviet dan Amerika Serikat berkomitmen untuk meluncurkan satelit sebagai bagian dari Tahun Geofisika Internasional (IGY), sebagaimana dilaporkan oleh BBC pada Jumat (4/10/2024).
Delegasi dari kedua negara yang terlibat dalam IGY sedang menghadiri acara di kedutaan Rusia di Washington D.C. ketika berita mengenai peluncuran Sputnik mulai menyebar. Dr. Joseph Kaplan, ketua komite IGY dari Amerika Serikat, menyampaikan ucapan selamat kepada Rusia atas "prestasi luar biasa" ini.
Dr. A A Blagonravov, pemimpin delegasi Rusia yang diyakini terlibat dalam persiapan peluncuran, menyebut Sputnik sebagai bulan bayi yang paling sederhana. Ia menjelaskan bahwa satelit tersebut memiliki berat 180 pon (83,5 kg), sebagian besar disebabkan oleh baterai yang dibawanya.
Berat satelit ini memicu spekulasi di kalangan beberapa ahli dari Amerika Serikat bahwa roket yang meluncurkannya mungkin juga memiliki kemampuan untuk mengangkut senjata nuklir sejauh ribuan mil.