Pecatur Perempuan Ini Ketahuan Sebar Racun Merkuri di Papan Catur Sebelum Pertandingan, Begini Nasib Lawannya
Kabarnya upaya meracuni tersebut dilakukan untuk menyingkirkan lawannya dalam kompetisi catur.
Seorang pemain catur asal Rusia kini menghadapi larangan seumur hidup dari segala kompetisi resmi setelah dituduh berusaha meracuni lawan bermainnya dengan menyebarkan senyawa merkuri di atas papan catur.
Amina Abakarova, yang berusia 40 tahun dan berasal dari Republik Dagestan, dituduh berusaha mencelakai pemain wanita lainnya selama sebuah turnamen catur di Makhachkala.
-
Siapa yang terkena racun? Tujuh orang turis, di antaranya empat warga negara Australia, mengalami gejala seperti mual, muntah, dan masalah neurologis setelah mengonsumsi koktail pina colada di sebuah resor bintang lima.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Racun apa yang digunakan? Seorang perempuan dari Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan menambahkan racun ke dalam minumannya, dengan tujuan agar rekan kerjanya tidak mengambil cuti hamil dan menghindari beban kerja yang lebih berat.
-
Kenapa racun diberikan? Pemberian racun dilakukan untuk menghindari peningkatan beban kerja yang timbul akibat cuti hamil yang diambil oleh rekan kerjanya akibat kecelakaan kerja.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
Dilansir dari Oddity Central akhir bulan lalu, rekaman CCTV dari Kejuaraan Catur Klasik Dagestan memperlihatkan Abakarova menyebarkan zat yang kemudian dikenali sebagai merkuri di papan catur dan buah catur yang selanjutnya digunakan oleh Umayganat Osmanova, seorang pemain berusia 30 tahun. Rekaman tersebut menunjukkan dengan jelas Abakarova mendekati meja tempat Osmanova akan bermain, merusak papan dan buah catur, lalu pergi dengan santai agar tidak mencolok perhatian.
Tindakannya mungkin tidak terdeteksi jika Osmanova tidak mulai merasakan gejala seperti mual dan pusing setengah jam setelahnya. Osmanova akhirnya memerlukan perawatan medis dan masih dalam proses pemulihan dari upaya peracunan tersebut. Ia mengungkapkan kepada wartawan Rusia bahwa ia mulai merasa tidak enak badan beberapa menit setelah duduk di meja pertandingan dan merasa yakin akan menghadapi situasi yang lebih serius jika tidak memperhatikan sesuatu yang aneh pada bidak dan papan caturnya.
"Saya masih merasakan ketidaknyamanan. Dalam beberapa menit pertama, saya merasa kekurangan udara dan merasakan rasa logam di mulut saya. Saya harus menghabiskan sekitar lima jam di papan ini. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika saya tidak menyadarinya lebih awal," kata Osmanova kepada Russia Today.
Terbukti terkontaminasi merkuri
Setelah dokter mengonfirmasi bahwa korban telah diracuni dengan merkuri, penyelenggara turnamen catur memeriksa rekaman dari kamera pengawas dan menemukan Amina Abakarova sedang merusak papan catur milik lawannya. Saat menghadapi bukti tersebut, Abakarova mengaku bahwa ia berusaha meracuni Osmanova menggunakan merkuri dari termometer tua sebagai upaya untuk mengeluarkannya dari turnamen, dan ia juga mengakui memiliki perasaan negatif terhadap Osmanova secara pribadi. Meskipun demikian, ia membantah niat untuk melukai lawannya dan menyatakan bahwa tujuannya hanya untuk menakut-nakutinya.
Orang-orang yang mengenal Amina Abakarova merasa terkejut dengan tindakannya dan menggambarkannya sebagai pelatih catur anak-anak yang sangat kompeten. Ternyata, dia dan Osmanova sudah saling mengenal sejak masa kecil dan selalu bersaing di tingkat regional.
Media di Rusia melaporkan Abakarova kini menghadapi kemungkinan diskualifikasi seumur hidup, pemecatan dari pekerjaannya, serta tuntutan pidana.