Teror Pager yang Meledak Bersamaan di Lebanon Tewaskan 9 Orang dan Lukai 1.200 Lainnya, Israel Diduga Berada di Balik Serangan Ini
Ledakan pager juga terjadi di Suriah dan Israel diduga berada di balik serangan sistematis ini.
Lebih dari 1.000 orang terluka akibat ledakan pager genggam (alat telekomunikasi nirkabel) yang digunakan pasukan Hizbullah di Lebanon dan Suriah pada Selasa (17/9).
Akibat ledakan tersebut sedikitnya sembilan orang tewas termasuk seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Duta Besar Iran untuk Lebanon juga turut menjadi korban ledakan yang mengerikan ini.
Laporan media lokal menyebut mayoritas korban adalah anggota gerakan perlawanan Hizbullah. Data tidak resmi mencatat sebanyak 1.200 orang terluka, beberapa di antaranya kritis, seperti dikutip dari The Cradle, Rabu (18/9).
“Perangkat komunikasi nirkabel jenis tertentu meledak di sejumlah wilayah Lebanon, terutama di pinggiran selatan, yang mengakibatkan cedera. Oleh karena itu, Pasukan Keamanan Dalam Negeri meminta warga untuk membersihkan jalan guna memudahkan perawatan bagi yang terluka dan pemindahan mereka ke rumah sakit,” ungkap Dinas Keamanan Dalam Negeri Lebanon pada Selasa (17/9)
Sekitar pukul 15.30 waktu setempat, ketika orang-orang tengah berbelanja kebutuhan sehari-hari, duduk di kafe, atau mengendarai kendaraan di tengah kemacetan, tiba-tiba pager genggam di tangan dan di saku mulai memanas dan kemudian meledak satu persatu.
Banyak TKP ledakan berada di daerah-daerah yang menjadi basis kelompok militan Hizbullah di pinggiran selatan Beirut di Dahiye, Lembah Bekaa, dan beberapa lokasi di Nabatieh, Al-Housh, Bint Jbeil, Tyre, dan dekat Damaskus di Suriah.
Dugaan Keterlibatan Israel
Orang-orang menyebut ledakan ini ada kaitannya dengan Israel, mengingat perlawanan kelompok militan Hizbullah terhadap Israel yang semakin memanas.
“Israel membobol sistem perangkat komunikasi individu dan meledakkannya,” kata seorang pejabat keamanan senior kepada media Rusia, pada Selasa, (17/9).
Topaz Luk, penasihat dekat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menanggapi ledakan tersebut dengan mengunggah cuitan di X dengan menyebutkan bahwa Israel berada di balik ledakan pager genggam nirkabel di seluruh Lebanon, tapi dia kemudian menghapus cuitan tersebut.
Media Israel menepis dugaan tersebut dan menyebut Topaz Luk sudah tak lagi menjabat sebagai penasihat.
Sebelumnya, Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah memperingatkan anggota perlawanan risiko penggunaan telepon pintar karena menduga alat tersebut disadap oleh Israel, Nasrallah menyebutnya sebagai “alat mata-mata yang dapat dikendalikan” dan mendesak para pejuang untuk membuangnya.
“Kami meminta saudara-saudara kami di Selatan untuk singkirkan ponsel kalian! Buang saja, kubur, masukkan ke dalam kotak logam, dan singkirkan! Ponsel itu berbahaya!” kata pemimpin Hizbullah pada Februari.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti