Israel Larang Media Liput Kerusakan Akibat Serangan Hizbullah Setelah Dihantam Ratusan Roket dan Drone
Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan drone ke Israel pada Minggu (25/8).
Kelompok perlawanan Hizbullah di Lebanon menyerang Israel pada Minggu (25/7), menargetkan sejumlah pangkalan militer. Namun Israel melarang media meliput kerusakan yang akibat serangan tersebut, menurut laporan media Barat.
The Telegraph melaporkan, mengutip sejumlah sumber, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan dekrit penyensoran yang mewajibkan jurnalis mendapatkan izin sebelum menerbitkan berita "kerusakan yang disebabkan serangan roket ke infrastruktur strategis atau pangkalan militer". Tujuan penyensoran ini untuk menghindari "bahaya bagi pasukan Israel di lapangan", seperti dikutip dari laman Press TV, Senin (26/8).
Sekjen Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah diperkirakan akan mengeluarkan bukti roket-roker mereka menghantam targetnya di Israel, seperti dilaporkan BBC.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi beberapa jam setelah serangan, Nasrallah menyatakan rezim Zionis Israel bersusah payah menutupi kerugian yang mereka alami akibat serangan kelompok Hizbullah.
Hizbullah menembakkan ratusan roket dan drone ke Israel pada Minggu, merupakan aksi balasan atas pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr pada 30 Juli.
Tutup Kampus
Nasrallah mengatakan, Hizbullah sempat menunda operasi balasannya ke Israel karena perundingan gencatan senjata di Gaza. Dia menambahkan, serangan mereka tidak menargetkan warga sipil.
Kapal Angkatan Laut Israel menjadi salah satu target roket Hizbullah di mana seorang tentara tewas dan dua lainnya terluka. Hizbullah melakukan serangan ini setelah Israel menyerang Lebanon selatan.
Sementara itu, Netanyahu menyerukan rapat kabinet mendadak untuk membahas serangan Hizbullah ini. Penjajah ini juga mengumumkan darurat nasional selama 48 jam, di mana pihak berwenang memerintahkan seluruh universitas dan pantai di kota pelabuhan Haifa ditutup sampai pemberitahuan selanjutnya.