Sembilan Tentara Elit Israel Tewas Setelah Perangkap Bom Hizbullah Meledak di Sebuah Gedung
Pasukan Israel sejauh ini belum mampu menduduki wilayah Lebanon.
Sky News Arabia kemarin melaporkan sembilan tentara Israel tewas dan beberapa lainnya terluka di sebuah gedung yang telah dipasangi bom oleh Hizbullah di Lebanon selatan. Tentara Israel tengah berada di gedung itu saat bom diledakkan.
"Semua anggota pasukan khusus Israel tewas dan terluka, rudal anti-tank ditembakkan ke bangunan itu,” lapor koresponden Al Mayadeen.
Dilansir dari laman The Cradle, Kamis (14/11), pasukan Hizbullah juga menargetkan markas pertahanan Kirya (markas besar Israel) di Tel Aviv dengan pesawat nirawak untuk pertama kalinya pada Rabu sore (13/11).
"Pasukan Hizbullah melancarkan serangan pada pukul 15.30 hari ini untuk pertama kalinya dengan serangan satu skuadron pesawat nirawak bunuh diri berkualitas tinggi ke pangkalan Kirya di kota Tel Aviv, dan mengenai sasarannya dengan akurat," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
Israel tak bisa duduki wilayah Lebanon
Hizbullah juga mengumumkan serangan pesawat nirawak terhadap pangkalan Amos di kota utara Afula. Selain itu, pada awal pekan ini, pasukan Hizbullah meluncurkan roket secara besar-besaran menargetkan distrik Haifa.
Serangan ini didokumentasikan oleh pasukan Israel yang saat berada di lokasi tersebut. Mereka bertanya-tanya bagaimana serangan ini bisa terjadi padahal daerah itu sudah mereka 'bersihkan'?
Ruang Operasi Hizbullah mengatakan pada Selasa para pejuangnya telah menewaskan lebih dari 100 tentara dan melukai lebih dari 1.000 orang sejak bulan lalu.
Sementara itu, pejabat militer Israel baru-baru ini mengatakan warga sipil di Israel utara yang telah dievakuasi sebelumnya akan segera kembali ke pemukiman mereka. Namun, pasukan Hizbullah masih bertahan di sepanjang perbatasan dan mengintensifkan serangan roket ke permukiman utara.
Kepala Forum Pemukiman Garis Depan Israel Moshe Davidovich mengatakan kepada Channel 12 bahwa wilayah utara berada dalam “kondisi sangat tidak tenang dan sangat panik.” Lebih lanjut Davidovich mengatakan pemerintah Israel ingin mengembalikan para pemukim ke utara, tetapi hal tersebut belum terjadi karena situasinya masih belum aman dan ketegangan terus meningkat.
Sejak memasuki Lebanon selatan, pasukan Israel gagal menduduki atau bahkan menguasai satu desa pun dan justru mengalami kerugian besar dan hanya berhasil maju beberapa kilometer melintasi perbatasan.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti