Tel Aviv Membara, Hizbullah Luncurkan 340 Rudal Hantam Target Militer ke Israel
Serangan Hizbullah ke Tel Aviv membuat sekitar 4 juta warga berlindung ke bunker-bunker.
Sedikitnya 500 sirine serangan udara berbunyi di Israel utara dan tengah berbunyi setelah pasukan perlawanan Hizbullah meluncurkan 340 rudal ke Israel pada hari Minggu, (24/11).
Hizbullah mengatakan mereka menargetkan Tel Aviv dan pangkalan angkatan laut Ashdod di Israel selatan “untuk pertama kalinya” menggunakan rudal canggih dan pesawat serang nirawak.
Serangan ini mengakibatkan lebih dari empat juta warga Israel mengungsi ke bunker bawah tanah. Sementara itu, laporan badan medis menyebutkan sedikitnya 11 orang terluka, termasuk seorang pria dalam kondisi luka berat.
Militer Israel mengatakan telah mencegat sejumlah proyektil yang ditembakan ke Israel dan menambahkan 250 proyektil telah ditembakkan dari Lebanon. Sementara itu, radio tentara Israel melaporkan bahwa ada “340 rudal” yang telah diluncurkan dari Lebanon.
Serangan Hizbullah ini terjadi sehari setelah Israel menyerang pusat kota Beirut yang menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 66 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Publik Lebanon.
Atas serangan Israel itu, Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan itu sebagai serangan penolakan terhadap upaya gencatan senjata dan menyebutnya sebagai “pesan langsung dan berdarah untuk menolak semua upaya dan kontak yang sedang berlangsung” untuk mengakhiri perang.
“Israel sekali lagi menulis dengan darah Lebanon penolakan terang-terangan terhadap solusi yang dibahas,” kata pernyataan dari kantor Najib Mikati.
Sementra itu, di Lebanon selatan, seorang tentara mengatakan serangan Israel terhadap sebuah pos menewaskan seorang prajurit dan melukai 18 tentara lainnya yang menargetkan pusat militer Lebanon di al-Amriyeh.
Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan Israel yang telah menewaskan lebih dari 40 tentara Lebanon.
Menurut kementerian Lebanon, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 3.500 orang di Lebanon dan telah menyebabkan sekitar 1,2 juta orang, atau seperempat dari populasi Lebanon, mengungsi.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti