Penyelidikan Kasus Mata Siswi Dicolok: CCTV Mati Sejak 1 Juni, 47 Saksi Tak Lihat Langsung Kejadian
Polisi yakin video dalam CCTV tak ada bukan karena dihapus. Sebab jika rekaman CCTV itu sengaja dihapus atau terhapus, maka akan terjejak di Log file.
Meski banyak saksi diperiksa, belum ada yang jadi tersangka.
Penyelidikan Kasus Mata Siswi Dicolok: CCTV Mati Sejak 1 Juni, 47 Saksi Tak Lihat Langsung Kejadian
Sebanyak 47 orang saksi telah diperiksa dalam kasus dugaan penganiayaan colok mata pakai tusuk bakso siswi SD di Gresik. Selain itu, polisi juga membuka hasil rekaman CCTV yang telah diuji di laboratorium Forensik Polda Jatim.
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan, dari hasil penyidikan sementara, pihaknya telah melakukan berbagai proses pemeriksaan mulai dari pemeriksaan korban, dokter, hingga penyitaan berbagai barang bukti.
-
Bagaimana kasus pembunuhan siswi terungkap? Kasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation (SCI).
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Siapa yang menyaksikan kejadian langka ini? Pada Oktober 2020, di Akiz Wildlife Farm, Distrik Bandarban, para peneliti menyaksikan momen langka ini. Piton Burma sepanjang 3,04 meter terlihat memangsa piton batik yang sebagian tubuhnya sudah masuk ke mulutnya.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswi itu? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap dokter ahli spesialis mata di RS Cahaya Giri, dan melakukan visum di RS Ibnu Sina. Melakukan pemeriksaan MRI di RS PHC dan melakukan pemeriksaan di RS Ibnu Sina, dan kami melakukan pemeriksaan terhadap psikologi korban. Termasuk melakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa seragam sekolah, DVR, CCTV dan dilakukan pemeriksaan terhadap rekaman CCTV."
Kata Kapolres Gresik
Saat ini total ada 47 orang saksi yang telah dilakukan pemeriksaan. Namun, dari 47 orang saksi ini, diakuinya, tidak ada yang melihat langsung kejadian tersebut. Sehingga, pihaknya masih akan terus menambah jimlah saksi yang diperiksa.
"Total saksi yang kami periksa saat ini ada 47 orang. Dari 47 saksi yang diperiksa belum ada yang melihat langsung kejadian tersebut, namun kami akan menambah jumlah saksi yang kami periksa," tegasnya.
Terkait rekaman CCTV yang telah diujikan di laboratorium forensik Polda Jatim, didapati fakta baru. Di antaranya adalah, rekaman CCTV pada sekolah korban, diketahui aktif terakhir pada 1 Juni 2023 lalu. Rekaman CCTV diketahui baru aktif kembali pada 18 Agustus lalu.
"Hasil dari CCTV dari tim labfor menyatakan bahwa CCTV tersebut aktif terakhir pada tanggal 1 Juni 2023. Dan setelah itu CCTV rekorder sudah mati dan tidak merekam aktivitas elektronik, dan baru pada tanggal 18 Agustus 2023 CCTV dinyalakan. Sehingga dari 1 Juni sampai 18 Agustus CCTV tidak merekam aktifitas di sekolahan," ungkap Kapolres.
Pastikan Tak Dihapus
Kapolres lantas menjelaskan kemungkinan dihapus atau terhapusnya rekaman CCTV itu. Ia menyebut, jika rekaman CCTV itu sengaja dihapus atau terhapus, maka akan terjejak Log file dari rekaman itu.
"Jadi kalau DVR itu dihapus, log file nya akan tetap ada, ini sama sekali tidak ada," tambahnya.
Hasil Pemeriksaan Mata
Hasil medis Dokter Spesialis Mata RSUD Ibnu Sina Gresik, Bambang Tohariyanto. Ia menyatakan, hasil pemeriksaan mata kanan, mata yang disebut terkena tusuk bakso, diakuinya mengalami penurunan penglihatan. Sedang mata kirinya disebut normal.
"Hasil pemeriksaan di mata kanan korban kami periksa, hasilnya memang betul terjadi penurunan penglihatan dan mata kiri normal," katanya dihadapan wartawan, Kamis (21/9).
Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan fisik makro pihaknya tidak menemukan kelainan apapun. Demikian juga saat dilakukan pemeriksaan secara scan MRI, hasilnya tidak ditemukan kelainan, atau bekas darah, maupun kelainan lainnya.
"Namun secara fungsi mata, memang ini benar terdapat penurunan penglihatan," tambahnya.
Dikonfirmasi soal penyebab penurunan fungsi mata, dokter Bambang tidak bisa menyimpulkannya. Apakah penurunan fungsi tersebut karena kelainan atau kah akibat dari peristiwa yang dikeluhkan oleh korban.
"Jadi tidak bisa ditarik kesimpulan apapun, karena tidak ada bukti apapun karena tidak menimbulkan bekas, tetapi secara anatomi memang tidak ada, secara fungsi iya. Itu yang terjadi."
Dokter Bambang
@merdeka.com
Ia lantas menjelaskan dari kaca mata medis macam penyebab penurunan fungsi penglihatan ini. Diantaranya, karena rabun, katarak, kelainan kornea, maupun saraf mata.
"Penurunan fungsi penglihatan ini kan macam macam penyebabnya, ada yang karena rabun, ada yang katarak, ada kelainan kornea, ada saraf," ungkapnya.
Diketahui, seorang siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Gresik diduga mengalami kebutaan mata secara permanen gara-gara ditusuk menggunakan gagang tusuk cilok. Mirisnya, pelaku diduga merupakan teman satu sekolahnya yang berniat untuk memalak korban.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
Kala itu, siswi tersebut tengah mengikuti lomba 17 agustusan yang digelar oleh guru di halaman sekolah. Namun, ia tiba-tiba didatangi dan ditarik oleh anak tak dikenal ke suatu tempat disekitar sekolahnya.
Saat itulah korban dipalak dan dimintai uang dengan paksa oleh anak yang tidak dikenal tersebut. Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
Mengetahui peristiwa itu, orang tua korban langsung membawa putrinya ke rumah sakit Cahaya Giri Bringkang. Namun, oleh rumah sakit setempat, korban dirujuk lagi ke RS Dr. Soetomo Surabaya dan menjalani pengobatan hingga saat ini.
Samsul Arif, orangtua korban, menuturkan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata putrinya di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.