Pengacara Nilai Penyidikan Kasus Mata Siswi SD Dicolok Jalan di Tempat: Kita Cuma Butuh Keluarga Minta Maaf
Samsul Arif, orangtua korban, menuturkan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata putrinya di sebelah kanan.
Korban sudah mengakui pelaku adalah kakak kelasnya.
Pengacara Nilai Penyidikan Kasus Mata Siswi SD Dicolok Jalan di Tempat: Kita Cuma Butuh Keluarga Minta Maaf
Kasus dugaan colok mata yang menimpa siswi SD di Gresik Jawa Timur disebut jalan di tempat. Padahal, dalam kasus ini keluarga korban hanya menuntut permintaan maaf dari keluarga pelaku yang disebut sudah teridentifikasi.
Hal ini dikatakan kuasa hukum korban, Abdul Malik saat dihubungi merdeka.com, Senin (2/10). Malik menyatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan kabar terkait dengan perkembangan penyidikan kasus tersebut.
Pengacara mengaku tak direspons Kapolres Gresik saat menagih perkembangan kasus tersebut.
"Saya WA Kapolres saja tidak dibalas. 'Mas bukti-bukti sudah saya tunjukkan ke ini...ini, mohon dibantu saya mau silahturahmi, gak direken (dicueki)', bahaya ini," ujar pengacara.
Pengacara menambahkan, dalam perkara ini sebenarnya keluarga korban sudah menerima dan tak mau melajutkan perkara itu. Namun, pihaknya menginginkan agar keluarga pelaku lebih dulu mengakui dan melakukan permintaan maaf pada keluarga korban. Jika itu terjadi, maka ia memastikan akan mencabut laporan polisi.
"Kita itu sebenarnya tidak mau kasus ini berlanjut, karena ini kan melibatkan anak-anak. Tapi kita butuh mereka (keluarga pelaku), mengakui terlebih dahulu dan melakukan permintaan maaf. Setelah itu, baru perkara ini akan kita cabut laporan polisinya," tegasnya.
Pengacara juga menyayangkan langkah polisi yang terkesan jalan di tempat saja terkait kasus ini. Sebab, meski pengakuan korban sudah diberikan pada penyidik, namun tidak ada kemajuan penyidikan dalam perkara itu.
Pada saat kejadian memang tidak ada saksi. Kamera CCTV di sekolah juga tidak merekam dengan alasan mati. Akan tetapi, bukan berarti jika pengakuan korban lantas tidak dapat dijadikan bukti.
"Sebenarnya mudah saja, ajak korban untuk mengenali pelaku. Misalnya ditunjukkan melalui video. Nanti korban akan menunjukkan pelakunya. Tapi itu tidak dilakukan polisi meski pengakuan korban sudah kita serahkan ke penyidik."
Ujar Pengacara
@merdeka.com
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima tidak dapat dikonfirmasi terkait dengan perkembangan penyidikan kasus ini. Dihubungi melalui nomor ponselnya, ada nada hubung namun tidak diangkat.
Demikian juga saat dikirimkan pesan melalui nomor whatsapp nya hingga pukul 18.05 Wib, tidak direspons.
Diketahui, seorang siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Gresik diduga sempat mengalami kebutaan mata gara-gara ditusuk menggunakan gagang tusuk cilok. Mirisnya, pelaku diduga merupakan teman satu sekolahnya yang berniat untuk memalak korban.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu sempat mengalami kebutaan pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
Kala itu, siswi tersebut tengah mengikuti lomba 17 agustusan yang digelar oleh guru di halaman sekolah. Namun, ia tiba-tiba didatangi dan ditarik oleh anak tak dikenal ke suatu tempat disekitar sekolahnya.
Saat itulah korban dipalak dan dimintai uang dengan paksa oleh anak yang tidak dikenal tersebut. Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
Mengetahui peristiwa itu, orang tua korban langsung membawa putrinya ke rumah sakit Cahaya Giri Bringkang. Namun, oleh rumah sakit setempat, korban dirujuk lagi ke RS Dr. Soetomo Surabaya dan menjalani pengobatan hingga saat ini.
Samsul Arif, orangtua korban, menuturkan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata putrinya di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.
"Sudah sebulan anak saya tidak sekolah, mata kanannya kalau dilihat seperti normal, tapi sebenarnya tidak bisa melihat akibat ditusuk sunduk pentol (cilok). Anaknya masih trauma seperti ketakutan jadi tidak mau bicara banyak," kata Arif, Sabtu (16/9).