Ayah Siswi SD Korban Colok Mata di Gresik Diintimidasi Pejabat, Dipaksa Minta Maaf karena Buat Gaduh
Sang pejabat bahkan sudah membuatkan draf susunan kalimat yang diminta untuk dibacakan di hadapan awak media.
Orang tua siswi SD di Gresik yang menjadi korban colok mata menggunakan tusuk bakso menerima intimidasi pejabat Pemkab Gresik. Ia dipaksa untuk membuat siaran pers dan meminta maaf pada publik karena dianggap telah membuat kegaduhan.
Ayah Siswi SD Korban Colok Mata di Gresik Diintimidasi Pejabat, Dipaksa Minta Maaf karena Buat Gaduh
Intimidasi yang diterima oleh Samsul Arif, orang tua dari siswi SD di Gresik ini, diungkapkan oleh pengacaranya, Abdul Malik. Dia menyatakan, kliennya telah diintimidasi seorang pejabat.
"Kemarin ada intimidasi-intimidasi yang dilakukan oleh seseorang. Kemarin orang tersebut datang ke rumah klien kami," ujarnya, Jumat (22/9).
Ia menjelaskan, intimidasi yang dimaksud adalah adanya pemaksaan oleh seorang pejabat agar ayah korban membuat pernyataan permohonan maaf secara terbuka pada media.
"Kemarin (oknum tersebut) menemui keluarga dan disuruh membuat surat pernyataan. Pernyataan bahwa pemberitaan itu hoaks, bahwa media-media yang memviralkan itu adalah hoaks. Harus mencabut."
Pengacara korban, Abdul Malik.
Ia menambahkan, kliennya bahkan menerima ancaman akan dipecat sebagai sekretaris desa (sekdes) jika tak melakukan pencabutan berita yang dimaksud. Ia bahkan hanya diberi tempo waktu 5 hari.
"Klien saya ini sekretaris desa. Bukan PNS (ASN), tapi dibayar oleh Pemkab. Ia diancam jika tak mencabut dalam waktu 5 hari makan akan dipecat," tegasnya.
Ia pun menegaskan pada sang klien agar tidak takut. Sebab, pihaknya akan menempuh upaya hukum jika nantinya ia benar-benar dipecat.
"Kita akan tempuh upaya hukum jika ia nanti benar-benar dipecat," tegasnya.
Ia menyebut, untuk mewujudkan tekanan itu, sang pejabat bahkan telah membuatkan draf susunan kalimat yang diminta untuk dibacakan ayah korban dihadapan awak media. Draft surat pernyataan itu bahkan diminta untuk diucapkan dengan tertanggal 20 September 2023.
Pemeriksaan Ulang di Surabaya
Sementara, menjalani pemeriksaan ulang secara mandiri di Surabaya. Pemeriksaan itu lantaran ada keluhan korban pada mata kanannya.
Ayah korban, Samsul Arif mengatakan, anaknya saat ini mengeluhkan mata kanannya. Bagian itulah yang dilaporkan ditusuk dengan batang bakso.
"Ada keluhan gatal-gatal. Jadi saya periksakan ke dokter mata. Saya membawa anak saya hanya pemeriksaan mata biasa. Harapan saya anak saya segera sembuh itu saja. (Keluhan) gatal saja yang sebelah kanan."
Ayah korban, Samsul Arif ditemui di Surabaya, Jumat (22/9).
Dikonfirmasi mengenai hasil uji mata yang dibeberkan dokter Rumah Sakit Ibnu Sina kemarin, Arif enggan berkomentar banyak. Ia hanya menyebut jika saat ini dirinya hanya ingin berkonsentrasi pada kesembuhannya sang anak.
"Kita mengikuti prosedur saja. Saya tidak bisa menanggapi terlalu jauh karena takut ucapan saya nanti salah malah nggak baik. (Soal buta permanen?) Kalau memang itu hasilnya dokter menurut keahliannya ya kita terima. Untuk saya sebagai orang biasa kan tidak sampai ke situ," tegasnya.
Terkait kasus ini sendiri, ia sudah tidak berharap banyak. Hanya satu hal yang menurutnya terpenting saat ini, yakni mengurusi kesembuhan sang anak secara fisik dan psikologis.
"Saat ini saya hanya berharap kesembuhan anak saja," katanya.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, pihaknya akan secara terbuka menerima masukan dari keluarga korban. Termasuk jika nantinya, keluarga korban melakukan pemeriksaan mandiri sebagai second opinion medis.
"Itu haknya warga masyarakat, kita tidak membatasi, kalau dia mau minta bantuan komisi-komisi lain nggak masalah toh nanti akan berkoordinasi balik dengan kita. Kita terbuka kok," tegasnya.
Diketahui, seorang siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Gresik diduga mengalami kebutaan mata secara permanen gara-gara ditusuk menggunakan gagang tusuk cilok. Mirisnya, pelaku diduga merupakan teman satu sekolahnya yang berniat untuk memalak korban.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan permanen pada mata sebelah kanannya.
Penganiayaan terhadap korban terjadi pada 7 Agustus lalu. Kala itu, siswi tersebut tengah mengikuti lomba 17 agustusan yang digelar oleh guru di halaman sekolah. Namun, ia tiba-tiba didatangi dan ditarik oleh anak tak dikenal ke suatu tempat di sekitar sekolah.
Saat itulah korban dipalak dan dimintai uang dengan paksa oleh anak yang tidak dikenal tersebut. Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
Mengetahui peristiwa itu, orang tua korban langsung membawa putrinya ke rumah sakit Cahaya Giri Bringkang. Namun, oleh rumah sakit setempat, korban dirujuk lagi ke RS Dr Soetomo Surabaya dan menjalani pengobatan hingga saat ini.
Samsul Arif, orangtua korban, menuturkan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata kanan putrinya yang sudah tidak lagi berfungsi.
"Sudah sebulan anak saya tidak sekolah, mata kanannya kalau dilihat seperti normal, tapi sebenarnya tidak bisa melihat akibat ditusuk sunduk pentol (cilok). Anaknya masih trauma seperti ketakutan jadi tidak mau bicara banyak," kata Arif, Sabtu (16/9).