Keluarga Siswi yang Matanya Dicolok Kakak Kelas Siap Damai, Tetapi Ada Syaratnya
Pihak korban berprinsip, jika orangtua pelaku secara jujur mau meminta maaf, maka pihaknya tak segan untuk mencabut perkara itu dari Kepolisian.
Akhirnya korban mau mengungkap siapa pelaku kekerasan terhadap matanya. Yakni kakak kelas korban.
Keluarga Siswi yang Matanya Dicolok Kakak Kelas Siap Damai, Tetapi Ada Syaratnya
Meski sudah menemukan dugaan pelaku colok mata menggunakan tusuk bakso, siswi SD di Gresik yang menjadi korban siap menggunakan jalan damai. Sebab, antara pelaku dengan korban sama-sama masih berstatus anak-anak.
Persiapan skenario berdamai ini diungkapkan oleh pengacara korban, Abdul Malik. Ia menyatakan, gambaran siapa pelaku dalam kasus ini sudah didapatnya.
Pengacara mengaku sudah menyerahkan pada polisi perihal kesaksian siapa dugaan pelaku yang melakukan pencolokan mata menggunakan tusuk bakso.
"Sudah kita serahkan ke polisi gambaran (pelaku), (nama?) Iya, anak kelas 4," kata pengacara, Selasa (26/9).
Syarat untuk Orangtua Pelaku
Pengacara menambahkan, ada syarat jika skenario damai ini dijalankan. Yaitu, terduga pelaku dan orang tuanya harus meminta maaf pada korban dan keluarganya.
Jika hal itu terjadi, maka pihaknya siap untuk memaafkan dan berdamai dengan pelaku. Namun, terduga pelaku harus mau mengakui terlebih dahulu perbuatannya.
"Begini, sebenarnya orangtuanya dan pelaku ini minta damai, ya monggo. Tapi dia harus mengaku, biar klien saya ini tidak di-bully, itu saja," katanya.
Pihak korban berprinsip, jika orang tua pelaku secara jujur mau meminta maaf, maka pihaknya tak segan untuk mencabut perkara itu dari Kepolisian. Namun sebaliknya, jika orang tua terduga pelaku masih kaku, maka ia tak segan untuk terus memproses perkara ini.
"Pokoknya kalau mau meminta maaf, perkaranya kita cabut. Kita kan kasih gambaran kelas 4, jenenge (namanya) ini, polisi mengantongi ini, kan anak kecil ini. Kalau ibunya kaku (keras kepala) ya teruskan (proses pidananya), kalau minta maaf ya kita fasilitasi (berdamai) karena ini masih anak-anak," ujar pengacara.
Dia menyebut telah meminta polisi untuk mempertemukan antara pelaku dengan korban. Sehingga korban bisa menunjukkan ke polisi siapa pelaku penusukan matanya itu.
"Kemarin kita sudah dilakukan BAP semua, sudah teken semua. Kita sudah kasih masukan pada polisi, datangkan anaknya nanti korban akan menunjukkan," tambahnya.
Pengacara menduga, ada kemungkinan orangtua pelaku takut anaknya akan ditangkap atau dihukum. Namun ia menegaskan hal itu tidak akan terjadi karena pelaku juga masih anak-anak.
"Ibunya (pelaku) kemungkinan takut anaknya ditangkap atau dihukum. Tapi enggak, ini kan karena pelaku juga masih anak-anak," ucapnya.
Skenario perdamaian ini pun sudah diungkapkannya pada polisi. Hal itu terjadi ketika pihaknya dilakukan pemeriksaan oleh polisi beberapa waktu lalu.
"Karena ini anak-anak, orangtuanya minta maaf, ya sudah itu tidak usah dipublikasikan. Nanti polisi tinggal rilis (sudah terjadi perdamaian), selesai."
Kata Pengacara
Pengacara berharap, skenario happy ending ini akan berjalan. Dengan demikian, pihaknya tinggal konsentrasi memikirkan proses penyembuhan mata korban saja.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait dengan hal ini, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima tidak merespons. Dihubungi melalui nomor ponselnya, ada nada sambung namun tidak terangkat. Demikian pula saat dikirim pesan melalui pesan singkat Whatsapp, hingga pukul 19.30 Wib, tidak mendapatkan respons.
Diketahui, seorang siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Gresik diduga mengalami kebutaan mata gara-gara ditusuk menggunakan gagang tusuk cilok. Mirisnya, pelaku diduga merupakan teman satu sekolahnya yang berniat untuk memalak korban.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
Kala itu, siswi tersebut tengah mengikuti lomba 17 agustusan yang digelar oleh guru di halaman sekolah. Namun, ia tiba-tiba didatangi dan ditarik oleh anak tak dikenal ke suatu tempat disekitar sekolahnya.
Saat itulah korban dipalak dan dimintai uang dengan paksa oleh anak yang tidak dikenal tersebut. Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
Mengetahui peristiwa itu, orang tua korban langsung membawa putrinya ke rumah sakit Cahaya Giri Bringkang. Namun, oleh rumah sakit setempat, korban dirujuk lagi ke RS Dr. Soetomo Surabaya dan menjalani pengobatan hingga saat ini.
Samsul Arif, orangtua korban, menuturkan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata putrinya di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.
"Sudah sebulan anak saya tidak sekolah, mata kanannya kalau dilihat seperti normal, tapi sebenarnya tidak bisa melihat akibat ditusuk sunduk pentol (cilok). Anaknya masih trauma seperti ketakutan jadi tidak mau bicara banyak," kata Arif, Sabtu (16/9).