Tak ada korban WNI dalam serangan di masjid Mesir
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan tidak ada korban warga negara Indonesia dalam kejadian itu.
Kelompok bersenjata menyerang sebuah masjid saat Salat Jumat di Semenanjung Sinai, Mesir, dan menewaskan lebih dari seratus orang. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan tidak ada korban warga negara Indonesia dalam kejadian itu.
"Kami menerima informasi dari Dubes RI di Kairo, Helmy Fauzi, bahwa tidak ada korban WNI dalam kejadian di Sinai Utara," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Armanatha Nasir, kepada merdeka.com, Jumat (24/11).
Kabarnya, masjid itu adalah salah satu tempat berkumpul jemaah Sufi. Diduga penyerangnya adalah kelompok bersenjata pengikut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hingga berita ini diturunkan aparat menyatakan 184 orang diduga jemaah hendak menunaikan Salat Jumat meninggal, dan 125 orang terluka dan diduga masih bisa bertambah.
Dilansir dari laman Associated Press, Jumat (24/11), peristiwa itu terjadi di Masjid al-Raudah, berada di Kota Bir al-Abd berjarak 40 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Provinsi Sinai Utara, al-Arish.
Saksi mengatakan, ketika khatib tengah berkhutbah Jumat, datang empat kendaraan membawa sejumlah orang bersenjata lengkap. Mereka kemudian melepaskan tembakan ke arah masjid dan jemaah, serta melempar peledak. Kemudian para penyerang menghalangi jalan keluar dari masjid dengan cara meledakkan seluruh kendaraan mereka pakai buat menyerang, lantas kabur.
Meski sampai saat ini belum ada yang menyatakan bertanggung jawab, diduga kuat serangan itu dilakukan oleh kelompok bersenjata yang tunduk kepada ISIS. Kelompok Sufi beberapa kali menjadi sasaran empuk aksi teror ISIS. Pengikut ISIS juga pernah memancung salah satu tokoh Sufi yang tuna netra, Syekh Sulaiman Abu Heraz, akhir tahun lalu.
Menurut saksi, sebagian besar korban merupakan buruh pabrik garam setempat. Hingga berita ini diturunkan, sejumlah korban dibawa ke rumah sakit setempat.
Presiden Mesir, Abdul Fattah al-Sissi, menetapkan tiga hari berkabung nasional dan langsung menggelar rapat darurat dengan aparat keamanan. Pengawasan di sejumlah fasilitas perlintasan, seperti Bandara Internasional Kairo, diperketat.
Mesir selama ini terus memerangi kelompok bersenjata selalu beroperasi di Semenanjung Sinai. Dalam perjanjian damai diteken pada 1979, Israel dan Mesir berjanji bekerja sama menjaga kawasan itu.