Tak hanya kakak, ini lima kerabat tewas di tangan Kim Jong-un
Tak hanya kakak, ini lima kerabat tewas di tangan Kim Jong-un. Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un tewas dibunuh di bandara Kuala Lumpur, Malaysia. Dia bukan anggota keluarga pertama yang tewas dibunuh, kerabat lainnya juga sudah lebih dulu tewas dengan cara yang sama.
Tewasnya kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un menyisakan teka-teki. Pasalnya, Kim Jong-nam dibunuh di tengah ramainya Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Diduga Jong-nam tewas oleh dua wanita agen rahasia. Dia sempat menghampiri meja informasi dan mengatakan ada yang mengusap wajahnya.
Sayangnya, dalam perjalanan ke rumah sakit, Jong-nam tewas.
Polisi masih terus menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Meski demikian, saat ini, teka-teki mulai terbongkar.
Tewasnya Jong-nam menambah panjang daftar pembunuhan yang diduga dilakukan Kim Jong-un. Bahkan, orang terdekatnya dieksekusi mati.
Berikut lima kerabat Kim Jong-un yang tewas di tangan pemimpin tertinggi Korea Utara itu:
-
Kapan Kim Jong-un mencium pipi seorang murid di Korea Utara? Cium Pipi Kim terlihat mencium pipi seorang murid putra dari seorang pilot jet tempur yang tewas saat melakukan latihan militer.
-
Kapan Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara? Sebagai informasi, beberapa waktu yang lalu Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara (Korut). Saat tiba di Pyongyang pada Rabu (19/6/2024) Putin terlihat disambut dengan karpet merah dan pelukan hangat dari Kim Jong Un.
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Di mana Kim Jong-un melakukan inspeksi? Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik senjata Korea Utara. Demikian menurut sejumlah foto yang dirilis kantor berita KCNA Sabtu lalu. Dalam keterangannya KCNA mengatakan Kim sedang mengunjungi kompleks pabrik artileri kaliber besar dan memberikan arahan kepada para pekerja di pabrik itu.
-
Bagaimana cara Kim Jong-un menginspeksi pabrik senjata? Dalam kunjungan itu Kim menyerukan pekerja "meningkatkan kinerja dan keunggulan mesin serta memperbesar kapasitas produksi," kata KCNA. Kim juga menyoroti soal moderninsasi senjata-senjata ringan "yang menjadi penting dan mendesak dalam persiapan perang agar mampu mengejar berbagai aspek yag mudah berubah saat perang," kata KCNA.
-
Mengapa Kim Jong-un meminta anak-anak Korea Utara bekerja keras, seperti di tambang batu bara? Keputusan Kim untuk mendorong anak-anak bekerja keras, seperti di tambang batu bara menuai kritik dari negara-negara lain.
Jang Song Thaek
Jang Song Thaek merupakan paman sekaligus orang terdekat Kim Jong-un. Dia dieksekusi mati oleh keponakan tersayangnya, karena dugaan ingin menggulingkan pemerintahan.
"Pengkhianat Jang Song Thaek sudah dieksekusi" bunyi berita utama dari KCNA. Jang selama ini dikenal sebagai orang paling berkuasa kedua di Korea Utara.
Tak hanya Song Thaek, seluruh keluarga pamannya bahkan juga dibunuh Jong-un.
Kantor berita milik Korea Selatan Yonhap melaporkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengeksekusi seluruh keluarga pamannya, Jang Song-thaek, termasuk anak-anak.
"Eksekusi besar-besaran telah dilakukan terhadap keluarga Jang Song-thaek, semua kerabat Jang telah dihukum mati, termasuk anak-anak" kata seorang sumber kepada Yonhap.
Kim Kyong-hui
Dia adalah istri dari Jang Song Thaek. Pada 2014, wanita yang adalah bibi Kim Jong-un ini tewas diracun.
Tewasnya Kyong-hui diduga lantaran protes atas eksekusi yang diterima suaminya.
"Keluarga Jang yang dieksekusi termasuk istrinya Kim Kyong-hui, adik Jang Song-thaek, Jang Kye-sun, suaminya yang juga Duta Besar Korea Utara untuk Kuba, Jon Yong-jin, serta Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia, Jang Yong-chol, yang merupakan keponakan Jang, serta kedua putranya," ujar sumber itu.
Semuanya dipanggil ke Ibu Kota Pyongyang pada awal Desember lalu dan dibunuh. Anak laki-laki, anak perempuan, dan bahkan cucu dari dua saudara Jang semuanya dieksekusi.
Kim Kyong-hui sendiri adalah adik terkecil ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il.
Hyong Yong-choi
Hyong Yong-choi merupakan menteri pertahanan Korea Utara yang tewas ditembak dengan senapan anti-pesawat udara.
Hyong dieksekusi lantaran ketahuan tertidur dan mengobrol dalam acara kemiliteran.
"Menteri pertahanan tersebut ketahuan tertidur, kemudian di lain waktu dia mengobrol dalam acara kemiliteran," ungkap pihak resmi Badan Intel Nasional Korea Selatan.
Kejadian ini tidak hanya sekali terjadi, Kim Jong Un juga kerap menyingkirkan beberapa pejabat tinggi Pyongyang sejak menggantikan posisi sang ayah pada 2011.
Juru bicara kenegaraan Korea Utara, Lim Byung-Chul, mengatakan Menteri Hyon masih terlihat sebulan sebelum diketahui tewas, namun Lim tidak dapat memastikan kapan Hyon menjalani eksekusi matinya.
"Menteri Hyon masih terlihat sebulan lalu. Saya tidak tahu kapan dia dieksekusi," kata dia.
Kim Chol
Kim Chol menjabat sebagai wakil menteri di kemiliteran Korea Utara saat tewas. Kim tewas dieksekusi dengan mortar bulat pada April 2014.
Kabar tewasnya Kim Chol cukup mengejutkan. Alasan dia dieksekusi pun sepele.
Dari informasi yang beredar, Kim Chol minum-minum dan bersenang-senang saat periode berkabung atas tewasnya Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.
Ri Yong-jin
Ketahuan tidur saat rapat membuat pejabat senior di Kementerian Pertanian Korea Utara tewas.
Koran Korea Selatan melaporkan eksekusi tersebut dilakukan pada awal Agustus. Dua dieksekusi adalah mantan menteri pertanian Hwang Min dan Ri Yong Jin, pejabat senior di Kementerian Pertanian Korea Utara. Senjata anti-pesawat di sebuah akademi militer di Pyongyang menjadi alat eksekusi mereka.
"Hwang dieksekusi karena proposal kebijakannya menentang Kim Jong-un, sementara Ri Yong Jin ketahuan tidur saat Kim berpidato," tulis media lokal Korsel.
Setelah diselidiki, rupanya Ri juga terjerat kasus korupsi dan tidak menghormati pemimpinnya. Sebelumnya, beberapa laporan media soal eksekusi yang dilakukan oleh Kim Jong Un terbukti tak selalu akurat. Karenanya, meski laporan ini belum terverifikasi, Kementerian Unifikasi Korea Selatan belum memberikan pernyataan apapun terkait isu ini.
Â
(mdk/pan)