Tentang Saudi yang Kian Berubah, Halloween sampai Hari Valentine Kini Dibolehkan
Beberapa tahun lalu, pesta Halloween sama dengan ditangkap aparat. Sekarang, acara yang identik dengan budaya Barat ini justru disponsori pemerintah.
"Sekarang Saudi berubah." Itu kata seorang pemuda berkostum penyihir. Dia datang ke pesta Halloween di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Beberapa tahun lalu, pesta Halloween sama dengan ditangkap aparat. Sekarang, acara yang identik dengan budaya Barat ini justru disponsori pemerintah.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Apa yang dilakukan Arab Saudi untuk meningkatkan keselamatan Jemaah? Menteri Kesehatan Fahd Al-Jalajel mengatakan berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya stres akibat cuaca panas dan bagaimana para jemaah dapat mengatasinya.
-
Apa yang ditemukan di situs Qurh, Arab Saudi? Komisi Kerajaan AlUla (RCU) Arab Saudi mengumumkan penemuan menakjubkan saat tim arkeologi di situs Qurh di Kegubernuran AlUla menemukan kapak tangan zaman Paleolitik yang diperkirakan berusia lebih dari 200.000 tahun.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Siapa yang menemukan gua prasejarah di Arab Saudi? Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.
Yaser al-Hazzazi dan sepupunya, Yahya al-Hazzazi tidak pernah merayakan Halloween. Pesta yang identik dengan kostum menyeramkan ini digelar pada akhir Oktober. Di negara Arab, kegiatan semacam ini dinilai tidak penting bahkan berdosa. Pada 2018, polisi menggerebek pesta Halloween dan menangkap mereka yang hadir.
Namun beda dengan tahun ini. Di Boulevard Riyadh, digelar acaranya "Scary Event" pada Kamis dan Jumat. Kawasan itu dipenuhi anak-anak muda yang merayakan Halloween, datang dengan beragam kostum.
Tanda-tanda perubahan muncul di Saudi sejak 2015, ketika Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) ditetapkan sebagai putra mahkota dan mulai melonggarkan sejumlah pembatasan, salah satunya mencabut larangan mengemudi bagi perempuan.
"Jika kita kembali seperti dulu, ini bukan bagian dari adat dan tradisi kita," kata Yahya al-Hazzazi di Boulevard Riyadh, dikutip dari The New York Times, Senin (31/10).
"Kami suka menemukan hal-hal baru," lanjutnya.
Yahya dan Yaser datang berkostum mumi. Dia membeli kain kasa di apotek untuk membalut tubuh mereka dan menggunakan sirup berwarna merah sebagai darah.
Reema al-Jaber (23) juga belum pernah merayakan Halloween, kecuali melihatnya di film-film. Dia berkostum malaikat bersayap putih saat berkumpul di rumah temannya tahun ini. Reema kecil tumbuh di dalam Saudi yang masih melarang perempuan menyetir, diwajibkan memakai gamis atau busana Muslim panjang saat keluar rumah, dan jika tidak mematuhi aturan, warga dihadapkan dengan polisi syariat yang akan meminta mereka menutup kepala dan wajah. Pemisahan berdasarkan jenis kelamin juga diterapkan di tempat umum seperti kantor, kafe, dan ruang publik lainnya. Memutar musik di tempat umum juga dilarang.
Pada 2016, Pangeran MBS mengumumkan rencana diversifikasi ekonomi, mengubah negara kerajaan itu sebagai pusat investasi dan hub bisnis global. Polisi syariat lalu kehilangan otoritas mereka untuk menangkap warga. Pangeran MBS juga mulai mendorong pengembangan dunia hiburan sebagai sektor ekonomi baru selain minyak.
Bioskop dibuka untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun. Sejumlah festival yang disponsori pemerintah digelar, termasuk konser musik yang menampilkan musisi ternama dunia seperti DJ Khaled dan Bruno Mars.
Perayaan Valentine
Pada 2018 lalu, mantan Presiden CPVPV Makkah Sheikh Ahmed Qasim Al-Ghamdi menyatakan bahwa Hari Valentine tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Warga Saudi kemudian mulai merayakan Hari Kasih Sayang secara terbuka.
Sebelumnya Valentine diharamkan karena dinilai tidak sesuai nilai agama. Menjelang 14 Februari, atmosfer cinta terasa di negara kerajaan tersebut. Bunga-bunga dan ornamen berbentuk hati bisa dilihat di sejumlah tempat.
Dengan sejumlah perubahan tersebut, tidak sedikit yang menentang, tapi di satu sisi disambut baik anak-anak muda.
"Kami melihat apa yang pemerintah lakukan di sini, itu bagus sih, dan sangat membantu masyarakat," kata Raad al-Kamel (25), manajer toko di Party Experts.
"Mungkin orang-orang sekadar ingin melupakan hidup sejenak dan berpesta dan melupakan segala hal?" lanjutnya.
"Setidaknya sebentar saja, sampai mereka kembali ke kehidupan sesungguhnya."
(mdk/pan)