Tujuh WNI korban penipuan TKI dibebaskan dari Aleppo
Tujuh WNI korban penipuan TKI dibebaskan dari Aleppo. Dua dari tujuh WNI tersebut berasal dari Serang, Banten. Sementara lima lainnya berasal dari Tangerang, Indramayu, Karawang, Sulawesi Selatan dan Lombok, NTB. Salah satu TKI, Itik Rasja menceritakan pengalaman bekerja 9 tahun di Aleppo yang langka listrik dan air.
Sebanyak tujuh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dibebaskan dari wilayah berbahaya di Aleppo, Suriah. Ketujuh TKI tersebut ditampung Kedutaan Besar RI di Damaskus pada Selasa (10/1). Mereka dibebaskan kerena hak-haknya telah diperjuangkan oleh pengacara retainer Muhamad Akra dan petugas konsuler KBRI Damaskus cabang Aleppo.
Dua dari tujuh WNI tersebut berasal dari Serang, Banten. Sementara lima lainnya berasal dari Tangerang, Indramayu, Karawang, Sulawesi Selatan dan Lombok, NTB.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
-
Bagaimana para korban Tragedi Trisakti meninggal? Mereka terbunuh oleh tembakan aparat polisi yang berjaga.
-
Di mana tragedi ini terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
-
Apa yang terjadi di Tragedi Semanggi 1? Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Siapa yang menjadi korban terburuk dalam tragedi kebakaran ini? Haneen dan Ravan, sepasang pengantin baru di Irak, mengungkapkan rasa kehilangan mendalam setelah lebih dari 100 orang meninggal akibat kebakaran saat pernikahan mereka pekan lalu.
Adapun nama-nama TKI yang berhasil diselamatkan itu, antara lain Nurlaela Binti Saodi Orin asal Tangerang, Itik Rasja asal Indramayu, Sukania dan Sri Sunarsih Binti Hatmin asal Serang, Warsah Warman asal Karawang, Sabarinah Kamarudin asal Sulawesi Selatan, dan Rahuni Ginik asal Lombok – NTB.
Seorang TKI asal Indramayu, Itik Rasja, mengaku awalnya dia dijanjikan bekerja di Qatar, namun rupanya dia malah dikirim ke Suriah. Itik pun menceritakan pengalaman dia selama sembilan tahun bekerja di Kota Aleppo, juga keadaan di sana yang langka listrik dan air.
"Sudah 6 bulan ini listrik mati, sehingga kami memakai generator untuk menghasilkan listrik. Kami juga sering menggunakan aki mobil sebagai pengganti penghasil listrik," ujar Itik, berdasarkan keterangan resmi dari Pensosbud KBRI Damaskus yang diterima merdeka.com, Rabu (11/1).
"Begitu juga dengan air, seringkali kami kehabisan air yang disuplai oleh Pemerintah Suriah, sehingga majikan saya harus membelinya dari luar Aleppo," sambungnya.
Meskipun pengiriman TKI ke Suriah sudah dihentikan sejak 2011 dan ke seluruh Timur Tengah sejak 2015 sebagaimana disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, praktik tersebut tersebut masih saja dilakukan.
"Di tengah gelombang pengungsi rakyat Suriah ke luar negeri, ternyata masih marak praktik perdagangan manusia ke Suriah berkedok pengiriman TKI," kata Joko.
Sejak 2012, KBRI Damaskus telah merepatriasi sebanyak 12.576 WNI dari Suriah yang sebagian besar TKI dalam 282 gelombang.
Selain itu Pejabat Konsuler merangkap Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Damaskus, AM. Sidqi, juga telah merencanakan gelombang repatriasi ke-283 pada 19 Januari.
"Mudah mudahan tujuh orang dari Aleppo itu bisa diikutkan gelombang berikutnya, setelah semua persyaratan keimigrasian rampung," pungkas Sidqi.
(mdk/che)