Uji Coba Kontroversial Vaksin di Inggris, 40 Relawan akan Ditulari Virus Corona
London menjadi tuan rumah uji coba pertama dunia virus corona di mana 40 sukarelawan disuntik dengan vaksin potensial sebelum diberikan dosis semprotan nasal patogen mematikan tersebut.
Sukarelawan Inggris akan sengaja ditulari virus corona sebagai bagian eksperimen uji coba yang bisa mengubah pemahaman para ilmuwan terkait virus itu.
London menjadi tuan rumah uji coba pertama dunia virus corona di mana 40 sukarelawan disuntik dengan vaksin potensial sebelum diberikan dosis semprotan nasal patogen mematikan tersebut.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Apa yang ditemukan bocah asal Inggris pada tahun 2020? Fosil Ichthyosaurus ditemukan bocah asal Ruby dan ayahnya di sebuah pantai di Inggris pada Mei 2020 lalu.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Sebelum pengumuman oleh Open Orphan pada Selasa, ada kontroversi di kalangan ilmuwan terkait metode ini.
Para pendukung mengatakan, uji coba ini bisa jauh lebih cepat daripada tes vaksin biasa, berpotensi mempersingkat waktu tunggu sampai dunia memiliki akses ke inokulasi yang efektif.
Tetapi para kritikus berpendapat terlalu sedikit yang dipahami terkait Covid-19 untuk membuat uji coba tersebut aman. Walaupun anak muda jarang yang meninggal karena penyakit ini, ada banyak bukti mereka bisa menderita penyakit jangka panjang yang melemahkan.
Sue Tansey, seorang dokter farmasi yang merupakan anggota dari Nuffield Council on Bioethics, sebuah pengawas independen Inggris, mengatakan masih ada "ketidaksepakatan di antara para ahli" apakah pantas untuk melanjutkan uji coba ini.
"Orang-orang terbelah karena ini teka-teki etika," katanya, dikutip dari NBC News, Selasa (20/10).
"Pendanaan yang diumumkan hari ini untuk studi terobosan namun terkontrol dengan hati-hati menandai langkah penting berikutnya dalam membangun pemahaman kita tentang virus dan mempercepat pengembangan vaksin kita yang paling menjanjikan yang pada akhirnya akan membantu dimulainya kembali kehidupan normal," jelas Menteri Bisnis Inggris, Alok Sharma dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan Open Orphan.
Ada lebih dari 150 vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia, beberapa di antaranya telah mencapai tes fase 3, di mana sejumlah besar orang - sebanyak puluhan ribu - diberi vaksin, sementara yang lain mendapatkan plasebo.
Dalam penelitian biasa, sukarelawan diuji secara teratur untuk Covid-19 dengan harapan akan ada perbedaan yang mencolok antara kelompok yang divaksinasi dan yang tidak. Namun ini bisa memakan waktu lama - banyak peserta akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk tertular jika mereka terinfeksi.
Uji coba ini dapat mempersingkat waktu tersebut: Semua sukarelawan mendapatkan vaksin, dan semuanya juga terkena virus. Para peneliti mengatakan kelompok yang hanya terdiri dari 40 sukarelawan kemungkinan akan bisa menjelaskan kandidat vaksin apa pun hanya dalam waktu singkat. Semua orang menerima ada risikonya.
Kepala penasihat ilmiah Inggris, Sir Patrick Vallance pada Juli lalu mengatakan dua hal diperlukan agar uji coba ini aman. Ilmuwan harus tahu dosis yang tepat yang diberikan dan menemukan obat anti virus yang bisa "menyelamatkan" pasien dari sakit parah.
Walaupun anak muda berusia 18 sampai 30 tahun - yang menjadi sukarelawan uji coba medis - jarang meninggal karena virus corona, ada peningkatan data dan bukti bahwa anak muda dan sehat mengalami kondisi jangka panjang lemah jantung, otak, dan paru-paru.
"Argumen yang menentang uji coba ini adalah bahwa kami tidak cukup tahu tentang kasus-kasus di mana beberapa orang yang lebih muda memiliki masalah jangka panjang setelahnya," jelas Tansey.
"Sisi negatif lainnya adalah meskipun kami memiliki beberapa pengobatan yang tampaknya meningkatkan hasil pada pasien yang sakit parah, itu bukanlah apa yang kami sebut terapi 'penyelamatan' seperti antibiotik yang dapat mengobati infeksi dan mengatasinya."
Bagi beberapa relawan, kekhawatiran ini nyata tetapi sepadan dengan tujuan akhirnya.
"Itu ide yang menakutkan," kata Alastair Fraser-Urquhart (18) yang menjadi sukarelawan sebagai bagian dari kelompok kampanye 1Day Sooner, yang mengadvokasi uji coba ini.
"Sangat mudah bagi saya untuk duduk di sini sekarang dan mengatakan menurut saya ini adalah ide yang bagus," katanya kepada NBC News.
"Tetapi jika saya akhirnya menggunakan ventilator maka saya pikir saya masih akan memikirkan hal yang sama karena itu memberikan begitu banyak kebaikan bagi begitu banyak umat manusia sehingga yang saya lakukan tidak ada yang akan sia-sia."
(mdk/bal)