Ulama Saudi sebut perempuan boleh tidak pakai jilbab
Dia juga menyebut perempuan boleh bepergian tanpa harus minta izin dari suami mereka.
Ulama berpengaruh di Arab Saudi, Syekh Ahmed Bin Qassim al-Ghamdi, baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang terbilang beda dari ulama Saudi lainnya. Ini lantaran dia menyatakan perempuan Saudi boleh bepergian tanpa izin dari suami mereka, tidak masalah jika tidak memakai jilbab, dan bisa makan bersebelahan dengan lelaki.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Kamis (28/2), dalam pernyataan yang dia unggah di media sosial Twitter, al-Ghamdi, yang juga mantan kepala polisi Syariah di Makkah ini mengatakan, siapa saja boleh melihat apa yang memang sebetulnya tidak dilarang untuk dilihat pada bagian tubuh perempuan seperti wajah dan lengan mereka.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Siapa yang menemukan gua prasejarah di Arab Saudi? Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
Al-Ghamdi juga menyatakan perempuan Saudi boleh bepergian tanpa izin atau tanpa didampingi suami mereka jika memang tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan dalam perjalanan itu.
Baru-baru ini sebuah laporan menyatakan perempuan Saudi merasa terkekang lantaran telah dimonitor oleh sebuah sistem elektronik yang dapat memantau pergerakan para kaum hawa ini jika melewati perbatasan.
Pada November lalu, sebuah laporan menyebut setiap kaum laki-laki Saudi akan menerima pesan singkat (SMS) di telepon seluler mereka yang isinya informasi jika istri atau perempuan di bawah pengawasan mereka meninggalkan Negeri Dua Kota Suci itu. Bahkan, SMS itu tetap diterima para suami meski mereka pergi bersama-sama.
Pada 2011 lalu, Manal al-Sherif, yang saat ini menjadi simbol pergerakan kaum perempuan Saudi setelah meminta agar para wanita menentang larangan mengemudi bagi perempuan, mulai menyebarkan informasi ini di Twitter. Ini lantaran dia juga mendapat peringatan dari suaminya.
Al-Sherif menceritakan, ketika itu suaminya menerima sebuah pesan singkat dari pejabat keimigrasian yang menginformasikan bahwa dia telah meninggalkan bandara internasional di Ibu Kota Riyadh.
"Pemerintah Saudi telah menggunakan teknologi untuk mengekang perempuan," kata kolumnis bernama Badriya al-Bisyar. Dia mengkritik pemerintah Saudi dengan sebutan 'kerajaan perbudakan' sebab kaum perempuan hidup terkekang.
Pemerintah Saudi memang melarang perempuan meninggalkan Negeri Dua Kota Suci itu tanpa izin dari suami mereka. Persetujuan itu ditandai dengan memberikan tanda biasa disebut 'Kertas kuning' kepada istri mereka saat di bandar udara atau di perbatasan.
Berita ini telah diralat dengan berita http://www.merdeka.com/dunia/ulama-saudi-izinkan-perempuan-saudi-pergi-tanpa-cadar-ralat-berita.html
(mdk/fas)