WHO: Pandemi Covid-19 Tidak Akan Berakhir Sampai 70 Persen Populasi Divaksinasi
Direktur WHO Eropa, Hans Kluge memperingatkan pada Jumat, pandemi Covid-19 tidak akan berakhir sampai sedikitnya 70 persen orang divaksinasi.
Direktur WHO Eropa, Hans Kluge memperingatkan pada Jumat, pandemi Covid-19 tidak akan berakhir sampai sedikitnya 70 persen orang divaksinasi. Kluge menyampaikan, negara-negara di dunia dan populasinya tidak boleh berpuas diri terkait penanganan pandemi.
“Jangan pikir pandemi Covid-19 telah berakhir,” ujarnya dalam wawancara AFP, seraya menambahkan angka vaksinasi perlu ditingkatkan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
“Pandemi akan berakhir ketika kita mencapai 70 persen cakupan vaksinasi,” lanjutnya, dikutip dari laman The Local, Minggu (30/5).
Di 53 negara dan wilayah yang mencakup kawasan WHO Eropa, termasuk beberapa negara di Asia Tengah, 26 persen populasi telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
Menurut data AFP, di Uni Eropa, 36,6 persen populasi telah menerima sedikitnya satu dosis dan 16,9 persen yang telah divaksinasi penuh.
Kluge menyampaikan, salah satu dari sejumlah hal yang menjadi perhatian adalah meningkatnya penularan varian baru.
“Kita tahu, misalnya, bahwa B.1617 (varian India) lebih menular daripada B.117 (varian Inggris), yang telah lebih menular daripada varian sebelumnya,” jelasnya.
Kasus virus corona varian India telah tercatat di 27 wilayah di 53 negara kawasan Eropa, sementara angka kasus baru dan kematian, turun dalam lima pekan berturut-turut, mencapai titik terendah sejak pertengahan Oktober.
Menurut data AFP, di seluruh dunia kasus mengalami penurunan selama empat pekan berturut-turut.
Kluge memperingatkan, saat vaksin telah terbukti efektif melawan mutasi virus corona, masyarakat harus tetap waspada. Menurut dokter asal Belgia ini, hal yang mengkhawatirkan adalah orang-orang mulai meninggalkan sejumlah pedoman dan berpuas diri. Dia memperingatkan masyarakat agar tetap menerapkan jarak sosial dan memakai masker.
Selain itu dia juga menekankan pentingnya meningkatkan angka vaksinasi.
“Kita perlu mengakselerasi, kita perlu memperluas jumlah vaksin,” ujarnya, seraya menambahkan perlunya negara-negara Eropa menunjukkan solidaritas yang lebih tinggi.
“Tidak dapat diterima bahwa beberapa negara mulai memvaksinasi orang yang lebih muda, kelompok populasi yang sehat, sementara negara-negara lain di wilayah kita masih belum mencakup semua petugas kesehatan dan orang-orang yang paling rentan,” pungkasnya.
(mdk/pan)